Pendaftar di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya membludak pada Senin (18/6). DUTA/endang

SURABAYA |duta.co – Ribut masalah sistem zonasi penerimaan peserta didik baru (PPDB) khususnya untuk jenjang SMA dan SMK ternyata membawa berkah bagi sekolah swasta unggulan.

Banyak para pendaftar yang memiliki nilai ujian nasional (NUN) tinggi memilih sekolah swasta unggulan karena tidak masuk dalam zona satu di mana sekolah favorit di Surabaya berada.

Dari pantauan di beberapa SMA swasta unggulan, memang nampak antrean para pendaftar yang didampingi kedua orang tua masing-masing. Si SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda) misalnya.

Antrean pendaftaran yang ada di lantai dua sekolah di kawasan Jalan Pucang Adi itu cukup banyak. Bahkan mereka harus menunggu di lorong-lorong sekolah.

Kepala Smamda, Astajab mengaku jumlah pendaftar memang cukup banyak. Sejak Senin (17/6) dan Selasa (18/7) jumlahnya sangat besar.  Astajab tidak menampik jika kisruh PPDB ini berimbas pada jumlah pendaftar di Smamda.

“Kenaikannya cukup besar ya. Terutama siswa yang memiliki nilai UN yang tinggi juga meningkat tajam. Mungkin karena mereka punya nilai UN tinggi tapi tidak bisa diterima di sekolah negeri favorit akhirnya mereka memilih di sekolah swasta favorit,” ujar Astajab.

Walau jumlah pendaftar meningkat tajam, diakui Astajab, pihaknya tetap melakukan seleksi.  Ini dilakukan agar kualitas peserta didik di Smamda tetap terjaga sehingga lulusan pun juga bisa terjaga dengan baik.

“Banyak lulusan kita yang diterima di kampus-kampus negeri unggulan. Bahkan di jurusan-jurusan yang bergengsi. Jadi jangan khawatir kalau sekolah di sini (Smamda,red),” ungkap Astajab.

Smamda sendiri untuk tahun ajaran ini menerima 360 siswa yang terbagi dalam 12 kelas. Tapi jika peminat sangat besar, Smamda akan menambah jumlah kelas lagi. “Kita sebenarnya masih bisa nambah satu atau dua kelas lagi. Karena fasilitas yang kami miliki masih memadai,” tukasnya.

Tidak hanya di Smamda, membludaknya pendaftar juga terjadi di SMA Khadijah Wonokromo. Sekolah di Yayasan Khadijah itu pada Senin (17/6) dan Selasa (18/6) juga diserbu pendaftar. Padahal, diakui Kepala SMA Khadijah, Ghofar, saat ini SMA Khadijah sudah memasuki tahap pendaftaran gelombang kedua.

Pada gelombang kedua ini, SMA Khadijah hanya membutuhkan 20 siswa untuk memenuhi kuota sebesar 204 siswa yang dibagi dalam enam kelas. “Jadi kita tidak kurang banyak. Karena sudah dipenuhi di gelombang pertama pendaftaran,” jelasnya.

Diakui Ghofar, pendaftar di SMA Khadijah adalah mereka yang memang niat untuk menempuh pendidikan di sekolah itu. Bukan karena limpahan dari sekolah lain atau yang mendaftar karena di luar zonasi sekolah favorit.

“Jadi dari awal mereka memang ingin mendaftar di SMA Khadijah. Karena daftarnya di gelombang awal,” tandasnya.

SMA Khadijah sendiri tidak berniat untuk menambah kuota siswa melampuai yang ditetapkan. Karena diakui Ghofar fasilitas yang dimiliki SMA Khadijah terbatas terutama ruang kelas. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry