KEDIRI | duta.co -Seiring munculnya produk sepeda baru, ternyata keberadaan pecinta sepeda kuno akrab disapa unto karena mirip bodi hewan ini masih terbilang sangat banyak. Bahkan, untuk membuktikan keguyubannya, mereka pun tergabung komunitas selain untuk silahturahmi juga melestarikan keberadaan sepeda.
Menjadikan sepeda unto, sepeda yang dikendarai dimodifikasi sedemikian rupa untuk tampil menarik, sarat dengan nuansa klasik dan selalu tidak lepas dengan bendera merah putih.
Seperti disampaikan salah satu peserta dari Paguyuban Pelestari Sepeda Oenta (Papson), Mbah Mas’ut (70) warga Desa Mbesuk Kecamatan Gurah, ditemui usai Jelajah Sepeda Nusantara digelar Pemerintah Kota Kediri, Minggu (12/8). Dengan usianya terbilang tua, namun badannya masih bugar dan mengaku hoby bersepeda
“Saya suka barang-barang lawas. Seperti ontel unto ini menurut saya unik, karena banyak macamnya, tahunnya berbeda-beda, pembuatannya juga berasal dari berbagai belahan dunia. Ini yang menurut saya memiliki nilai seni tersendiri,” ungkapnya
Ratusan komunitas sepeda ontel tersebut ternyata juga ada paguyubannya se Indonesia. Mereka dihimpun dalam satu komunitas sepeda ontel bernama KOSTI (Komunitas Ontel Sepeda Tua Indonesia).
Diungkapkan Asmuri Mustofa (68) dari Komunitas Sakura Ontel Batuaji Club (SOBC), mengaku senang mengoleksi sepeda ontel klasik. Laki-laki yang kesehariannya sebagai tukang cukur dan tambal ban itu mengaku memiliki 7 sepeda tua untuk ia koleksi.
“Kalau sepeda-sepeda yang baru ini kan cepat sekali laku, jadi tak bisa dikoleksi. Kebetulan saya juga hobi bersepeda, mengoleksi sepeda kuno ini menurt saya asyik dan mempesona,” jelasnya.
Memang berdasarkan data di panitia, sedikitnya 1.500 sepeda kuno turut memeriahkan acara Harmoni Jelajah Nusantara, merupkan program digagas Kemenpora RI dalam rangka memeriahkan Asian Games 2018 dan HUT RI ke – 73. (ian/nng)
