LIMBAH : Sejumlah warga turut membersihkan ikan pembersih kaca yang mati (duta.co/Nanang Priyo)

KEDIRI | duta.co -Dua bulan berlalu kasus ribuan ikan sapu – sapu atau biasa disebut pembersih kaca, ditemukan mati mengapung di Aliran Sungai Kresek Lingkungan Ngadisimo Kelurahan Ngadirejo Kecamatan Kota, belum ada kejelasan penyebabnya.

Isu yang berkembang, penyebabnya karena buangan limbah cair dari salah satu perusahaan berada di Kecamatan Pesantren. Sejumlah aktivis peduli lingkungan pun mempertanyakan, penyebab ikan yang dianggap kebal atas sejumlah limbah dibanding ikan lainnya.

“Saya juga menunggu hasilnya, karena informasinya sampel air telah diambil dinas terkait untuk diuji laborat,” jelas Budi Nuryawan, aktifis Wild Water Indonesia turut terjun ke lapangan, saat kejadian pada Jumat, tanggal 21 Desember tahun lalu.

Karena baunya cukup busuk dan pengguna jalan yang melintas terpaksa menutup hidung, jajaran Satpol PP Kota Kediri, dibantu anggota Kodim 0809 dan Tagana terjun melakukan pembersihan selama dua hari.

“Kami juga belum menerima laporan, coba ke Bidang Lingkungan Hidup pada DLHKP yang saat itu mengambil airnya,” jelas Kabid Trantib Satpol PP, Nur Khamid saat dikonfirmasi di ruang kerjanya.

Bila kemudian hasil uji laboratorium, penyebab matinya ikan ini karena pembuangan limbah perusahaan, tentunya ini merupakan tindakan pidana yang harus dipertanggungjawabkan.

“Semua harus diperlakukan sama, kita anak kucing saja tidak bisa turun, meski hujan deras sekalipun kita bantu turunkan,” ungkap Nur Khamid membandingkan saat pihaknya melakukan aksi heroik evakuasi.

Bila kemudian terbukti, sanksi dijeratkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Menjelaskan terkait mencemarkan dan merusak lingkungan hidup, membahayakan kesehatan serta kelangsungan makhluk hidup lain. (nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry