BISNIS KELUARGA: Nara sumber yakni Soedomo Mergonoto, Presiden Direktur PT Santos Jaya Abadi (Kapal Api Group), Fenny Gunawan, Presiden Direktur PT Era Galaxy, Imelda Harsono, Direktur Legal, risk and compliance PT Samator dan PT Aneka Gas Industri Tbk. Christeven Mergonoto, Komisaris PT Santos Jaya Abadi dan Caroline Gondokusumo, Ketua Bidang Kepemudaan di Yayasan Margo Utomo (duta.co/dok)

SURABAYA | duta.co- Banyak perusahaan di Indonesia yang saat ini dijalankan pendiri perusahaan generasi pertama.  Namun mayoritas adalah bisnis keluarga yang sedang di jalankan oleh generasi kedua hingga ke empat.

Praktisi Tanadi Santoso menyatakan riset mengenai bisnis keluarga di dunia menunjukkan hasil yang variatif.  Di Amerika 30% bisnis keluarga sudah dijalankan generasi kedua, 12% sudah di jalankan oleh generasi ketiga dan yang 4% oleh generasi ke empat.

Di Indonesia sendiri peralihan bisnis hingga generasi ketiga mencapai pesentase 34% . Diikuti generasi kedua sebanyak 24% dan bisnis keluarga yang mencapai generasi keempat sebanyak 5%. Kelangsungan bisnis antar generasi di Indonesia jauh lebih baik di banding negara lain misalnya Australia  yang mayoritas 70% di pegang oleh generasi pertama, 20% oleh generasi ke dua dan 9% di generasi ketiga.

“Perusahaan bisnis keluarga yang ingin berkembang secara professional harus bisa menyeimbangkan antara kepentingan rasional dan emosional.  Dengan demikian, ada batas yang mengatur secara jelas antara keluarga dan perusahaan,” kata Tanadi  Santoso di Seminar Alih Generasi dalam Bisnis Keluarga yang digelar Yayasan Margo Utomo Next Generation di Gedung Balai Sahabat, Surabaya, kemarin

Kendala yang dijumpai dalam bisnis keluarga adalah one man show dan proses yang tidak transparan dalam pengambilan keputusan. ” Mengambil keputusan sendiri, keuangan dipegang sendiri, hingga gaji pun ditentukan sendiri  sehingga dampaknya terhadap kinerja perusahaan juga tidak maksmial,” jelas Mergonoto, Presiden Direktur PT Santos Jaya Abadi

Karenanya jelas Mergonoto perlu libatkan lebih banyak professional untuk mendelegasi wewenang.  Professional yang ahli dibidangnya sangat diperlukan karena kita sebagai owner juga memiliki batas kemampuan.  Tinggal kita mau atau tidak melimpahkan wewenang, percaya atau tidak.

Sementara Komisaris PT Santos Jaya Abadi Christeven Mergonoto mengatakan “ Kopi merek Kapal Api sebagai perusahaan keluarga sudah sekitar 95 persen dikelola professional. Dia sebagai komisaris tetapi bertugas fokus terhadap marketing dalam dan luar negeri serta pengembangan bisnis.

Di sisi lain, Digital Strategy Director Era Galaxy yang juga merupakan generasi kedua, Veronica Sutantio mengatakan “ Banyak pengorbanan yang kita lakukan untuk melanjutkan bisnis yang telah di rintis orang tua, termasuk harus melewatkan waktu berlibur keluarga karena ada jadwal launching suatu proyek development, yang saat itu tidak bisa ditinggalkan. Inilah komitmen kita sebagai penerus bisnis”.

Menurut Caroline Gondokusumo, Ketua Bidang Kepemudaan di Yayasan Margo Utomo ”Kita mengadakan acara ini karena sering mendengar kesalah pahaman antar generasi dalam menjalankan bisnis keluarga. Padahal ada benang merah antara orang tua dan anak anaknya, yaitu mereka sebenanrnya sama sama menginginkan sukses bersama. Hanya karena pendidikan dan gaya hidup yang berbeda maka kesalah pahaman terjadi. Harapannya setelah acara ini mereka dapat membuat keluarga semakin harmonis dan bisnis semakin maju dan besar”.

Yayasan Margo Utomo Next Generation sebagai penyelenggara acara seminar Alih Generasi ini sendiri adalah  generasi penerus Yayasan Margo Utomo. (imm)

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry