UNISKA : Aksi demo akhirnya berhasil diselesaikan setelah pertemuan antara perwakilan Ormawa dengan Rektor Uniska Prof. Dr. H.Suparyadi (duta.co/Nanang Priyo)

KEDIRI| duta.co – Puluhan mahasiswa Universita Kadiri (Uniska) di Jl. Jl. Sersan Suharmaji No. 38 Kelurahan Manisrenggo Kecamatan Kota Kediri demo. Tergabung dalam Organisasi Mahasiswa (Ormawa) mereka menggelar aksi terkait transparansi penggunaan anggaran untuk kegiatan mahasiswa.

Dengan membawa spanduk dan kertas bertuliskan sejumlah tuntutan, aksi dimulai pukul 09.00 wib ini sempat menutup pintu utama kampus.

Atas kejadian ini, Rektor Uniska Prof. Dr. H.Suparyadi, S.IP .MM langsung turun tangan dan mengajak perwakilan mahasiswa peserta aksi untuk berdialog. Selama pertemuan berlangsung, kelompok massa awalnya menggelar demo di depan Gedung Pasca Sarjana kemudian geser ke pintu gerbang utama.

Sejumlah mahasiswa dan para dosen yang hendak masuk ataupun keluar, terpaksa harus berputar arah dan melintas pintu di sebelah selatan. Dalam orasinya, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Abdul Rasyid, menyampaikan 4 tuntutan kepada pihak kampus. Pertama terkait anggaran dana Ormawa agar diplot dan jumlahnya dinaikkan.

“Kami meminta klarifikasi atas penyerapan anggaran dana Tahun 2016, bahwa dana dinas luar bidang kemahasiswaan harus dibedakan dengan dana Ormawa, terakhir bahwa keberadaan dana tersebut khusus untuk kegiatan mahasiswa,” jelasnya.

Usai pertemuan, Rektor Uniska kemudian meminta peserta aksi demo untuk kembali berkumpul di depan Gedung Pasca Sarjana. Prof. Dr. H. Suparyadi, kemudian membacakan surat perjanjian telah disepakati dalam pertemuan tadi, bahwa anggaran untuk kegiatan mahasiswa dari sebelumnya Rp. 2,5 juta dinaikkan dua kali lipat lebih menjadi Rp. 4,8juta.

“Terkait klarifikasi perincian penggunaan anggaran mahasiswa, akan disampaikan maksimal pada Kamis besok, tanggal 16 Nopember 2017. Bahwa dana dinas luar dibedakan dengan dana kemahasiwaan kemudian dana untuk kemahasiswaan 100% untuk kegiatan mahasiswa. Saya beserta para wakil rektor tanda tangan dan bermaterai,” jelas Prof. Dr. H. Suparyadi.

Atas kesalahpahaman ini, mantan Bupati Kediri, bisa memaklumi karena merupakan bagian dinamika anak – anak.

“Hanya Kesalahpahaman tentang penganggaran, mungkin karena mereka masih anak – anak yang minta bagian sama padahal kebutuhannya beda – beda. Seperti olahraga ada 3 cabang, masing – masing 3 juta. Mereka menganggap adil itu harus sama. Sebenarnya dari dulu mereka pernah kita ajak bicara soal anggaran, kemudian kami lakukan sosialisasikan dan workshop,” terang Prof. Dr. H. Suparyadi

Bila ternyata kebutuhan dana lebih besar dari kuota anggaran, diterangkan Suparyadi, sebenarnya tidak ada masalah karena itu merupakan tanggung jawab kampus. Tentunya harus didukung perencanaan dan ditunjang prestasi dan dilakukan evaluasi.

“Tujuan kita ada manfaat dari semua kegiatan, bahwa adil itu tidak harus sama,” ujarnya. (nng)