
SURABAYA | duta.co – Pakar komunikasi Universitas Dr Soetomo (Unitomo), Redi Panuju, Selasa (4/7/2023) akan dilantik menjadi guru besar bidang Ilmu Komunikasi.
Guru besar ke- 20 Unitomo ini mengaku bersyukur bisa meraih gelar tertinggi bidang akademik ini. Walau diakuinya dibutuhkan kerja keras dan kesabaran yang luar biasa.
“Karena saya ini sudah mengajukan sejak 2019 lalu. Selalu ada hal yang membuat saya harus bersabar dan kembali berusaha untuk meraih ini. Karena banyak yang harus direvisi dari semua syarat yang saya sudah unggah,” kata Prof Redi, Senin (3/7/2023).
Prof Redi menyadari bahwa dia tidak memiliki koneksi yang bisa memuluskan jalan dirinya menjadi guru besar. Sehingga dia harus berjuang dan menjalani apa yang harus dia lakukan demi meraih gelar ini. “Alhamdulillah, walau tanpa koneksi akhirnya bisa meraih gelar guru besar ini,” ungkapnya.
Apa yang diraihnya itu tidak lepas dari kecintaannya dalam dunia tulis menulis. Diakui Redi, hobi menulisnya itulah yang membawa dia meraih gelar membanggakan ini.
“Menulis adalah bagian dari hidup saya. Sejak tahun 80-an saya sudah menulis. Ketika masih duduk di bangku SMA. Bahkan menulis sudah bisa saya jadikan mata pencaharian. Karena dari honor menulis, saya bisa hidup layak,” ungkapnya.
Redi mengakui, dia menulis di semua media yang ada pada saat itu. Baik itu media nasional, lokal hingga media togel (toto gelap), koran yang saat itu banyak dicari orang karena memuat undian togel waktu itu.
Hobi menulis itu, dia bawa saat dia sudah menjadi dosen di Unitomo pada 1989. Selama menjadi dosen dia sudah menulis 34 buku. Bagi seorang akademisi, buku adalah karya ilmiah hasil pemikiran yang sangat prestisius.
“Buku-buku itulah yang saya unggah sebagai salah satu modal untuk bisa menjadi guru besar. Alhamdulillah semua berjalan baik,” tukasnya.
Kebanggaan itu semakin kuat karena di Indonesia, tidak banyak guru besar Ilmu Komunikasi. Redi hanya satu dari lima guru besar itu. Padahal, di Indonesia ada sartusan jurusan ilmu komunikasi.
Pria kelahiran Medan 1964 ini ditetapkan sebagai guru besar bidang Communication Theories in Film Studies and Social Media.
“Saya tidak sadar ternyata bidang yang saya tulis di jurnal internasional dan buku-buku banyak tentang Film dan Media Sosial. Mungkin karena topik ini yang berhubungan dengan hibah dari dikti kepada saya tentang Film. Mungkin Saya masih harus belajar lebih banyak tentang topik ini,” ujarnya. ril/end