LEPAS KKN: Rektor STIQNIS Mujahid Ansori, Forpimka Kecamatan, Kepala KUA Kecamatan Batang Batang, PAC NU Batang Batang dan kepala desa melepas KKN 60 mahasiswa  STIQNIS. (duta.co/dok)

SUMENEP| duta.co – Radikalisme yang kini mudah merebak di semua lapisan masyarakat dan wilayah pelosok sekalipun menjadi atensi besar bagi  Sekolah Tinggi Ilmu Al Quran Nurul Islam (STIQNIS) dengan kampus hijau di kecamatan Batang Batang Kabupaten Sumenep, Jawa timur.
Cara yang dilakukan STIQNIS dengan menerjunkan 60 mahasiswa dan mahasiswinya Kuliah kerja nyata (KKN) perdana  di tiga lokasi. Untuk putra terbagi di tiga lokasi Desa Batang Batang Daya, Desa Batang Batang Laok, dan Desa Totosan. Sedangkan untuk putri terletak di Kecamatan Rubaru dibagi menjadi dua desa yaitu Desa Pakondang dan Desa Banasare.
Pembukaan yang di hadiri Forpimka Kecamatan, Kepala KUA Kecamatan Batang Batang, PAC NU Batang Batang dan kepala desa.
Rektor STIQNIS Mujahid Ansori, M.pd.I mengatakan KKN para mahasiswa STIQNIS ini yang perdana dan Prodi yang di ambil adalah Alquran dan Tafsir yang berorientasi kepada keilmuan.
“Prodi yang kami ambil sesungguhnya pararelisasi dari keilmuan pesantren agar tidak cerabut dan tidak keluar dari pakem yang sudah di geluti,” kata Mujahid Ansori dalam acara pelepasan KKN mahasiswa STIQNIS kemarin, Rabu, 3 Januari 2018.
Mujahid menambahkan STIQNIS dan mahasiswa berusaha semaksimal mungkin mengkaji Alquran dan tafsir yang sifatnya dinamis dan kajian tersebut tidak terinflitrasi apapun termasuk isu radikalisme.
“Kajian ini bertujuan membantu menangkal isu Radikalisme yang sudah berkembang karena secara perspektif adalah kesalahan dalam memahami tafsir,” tuturnya.
Mujahid Ansori menambahkan  kami berusaha semaksimal mungkin tentang keilmuan yang kami geluti berjalan dinamis dan bisa mencerminkan Islam yang Rohmatan Lil alamin. Dengan memberikan pemahaman bagaimana Alquran yang kita geluti mampu memberikan kesejukan, kedamaian kepada sesama.
“Pembelajaran di kampus merupakan bagian terkecil bagi mahasiswa. Namun KKN merupakan bagian yang lebih besar lagi, dimana teori yang di peroleh di Kampus mampu di praktekkan di dalam masyarakat umum. Fokus KKN pengembangan non fisik dan yang penting program bermakna dan tepat sasaran, “jelasnya.
Mujahid Ansori berharap para mahasiswa bisa berkontribusi dan mampu memberikan hal yang positif bagi masyarakat karena orientasinya lebih banyak tidak non fisik, lebih kearah sosial kemasyarakatan, keagamaan dan pendidikan. (imm)

 
 
 
 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry