KEDIRI| duta.co -Jangan pernah berbuat mesum atau yang menjadikan keresahan masyarakat, meski hanya terkena sanksi administrasi. Namun data pelaku akan terekam dengan baik dan suatu saat bila terulang, akan dijadikan dasar untuk direkomendasikan ke tindak pidana.
Hal ini bukan hanya berlaku kepada pelaku, namun pemilik tempat bila bandel akan dicabut izin usahanya.
Pernyataan di atas disampaikan Kabid Trantibum Satpol PP Kota Kediri, Nur Khamid akrab disapa Kadensus. Menurutnya, selama bulan Ramadan ini pihaknya telah melakukan sosisalisasi termasuk menggandeng sejumlah media. Namun bila kemudian kedapatan melakukan tindakan dianggap melanggar ketertiban umum, akan langsung diproses.
Seperti razia digelar pada Rabu malam, dimulai pukul 19.00wib, dipimpin Edi Santoso ,SH, Kasi Penegak Produk Hukum Daerah (PPHD) sejumlah warung dan rumah kost dilakukan pemeriksaan. Hasilnya, di rumah kost milik Heri, berada di Kelurahan Mojoroto Gg. II RT. 02 RW. 27 mengamankan sepasang anak muda bukan suami istri.
“Kami duga mereka melakukan tindakan asusila karena pintu kamar keadaan terkunci dan keduanya berada di dalam kamar. Meski beralasan hanya sebatas teman, namun berdua di dalam kamar dan bukan suami istri merupakan pelanggaran Trantibum,” jelas Edi Santoso.
Sasaran kedua Warung Septa berada di Kawasan Bantaran Sungai Brantas, sepasang anak muda terlihat melakukan tindakan senonoh di tempat gelap, langsung diamankan di mobil Satpol PP.
“Kami berharap untuk melakukan hal yang sewajarnya, jangan di tempat gelap dan terkesan sembunyi dari pengawasan petugas. Kami berharap pemilik usaha kost dan warung untuk selalu bersama menjaga kenyamanan di Kota Kediri,” imbuhnya.
Diterangkan Kadensus, bahwa razia ini terus digelar bukan hanya selama bulan suci ini. Bahwa setiap waktu pasukan sapu jagadnya, akrab disebut Densus Reaksi Cepat Kerja Tuntas (RCKT) ini, siap digerakkan untuk melayani aduan masyarakat, menjaga keamanan dan kenyamanan di Kota Kediri. (nng).
