Aksi warga di halaman pabrik pengelolahan udang PT BMI saat Demo, menuntut agar pabrik segera ditutup Selasa (27/11/2018). (DUTA.CO/Ardy)

LAMONGAN | duta.co – Ratusan warga dari Desa Pandan Pancur, Desa Rejosari, dan Desa Gajah Kecamatan Deket, Kabupaten Lamongan, melakukan aksi unjuk rasa ke pabrik pengelolahan udang PT Bumi Menara Internusa (BMI), Selasa (27/11/2018).

Mereka menuntut agar PT BMI segera menyelesaikan masalah bau menyengat yang terjadi berbulan-bulan selama tiga tahun. Warga menilai, pihak pabrik pengelolahan udang tersebut sengaja mengabaikan persoalan bau dan limbah yang sangat merugikan masyarakat di sekitar pabrik itu.

Warga melakukan long march dan orasi di halaman pabrik dengan meneriakkan yel-yel agar PT BMI segera ditutup. Warga sudah tidak tahan lagi dengan bau menyengat dan aliran irigasi yang sudah tercemar limbah pabrik. Akibat bau tersebut, petani ikan di wilayah Kecamatan Deket mengalami kerugian.

“Tutup BMI, semua warga di sini sudah muak dan tidak betah dengan bau menyengat serta janji-janji yang tak kunjung ditepati,” teriak salah satu peserta aksi.

Perwakilan dari warga sejumlah 20 orang, akhirnya diterima oleh pihak pabrik untuk mediasi di ruang kantor management. Namun mediasi berjalan dengan alot karena tiga tuntutan dari warga tidak bisa dipenuhi oleh PT BMI. Di antaranya adalah penutupan pabrik selama sebulan dalam masa perbaikan, bau menyengat harus secepatnya hilang, dan limbah pabrik tidak boleh dibuang di aliran irigasi.

“Kalau tiga tuntutan itu tidak dilaksanakan secepatnya, PT BMI harus ditutup. Kalau tidak dilaksanakan, kami atas warga terdampak secepatnya akan melakukan demo besar-besaran ke kantor bupati dan DPRD Lamongan,” ucap Rejo, perwakilan dari warga Rejosari Kecamatan Deket.

Ia mengatakan, kesabaran warga sudah habis, selama tiga tahun warga sudah dibohongi oleh pihak pabrik, dan janji-janji akan menghilangkan bau dan limbah agar tidak mencemari aliran irigasi warga sekeliling pabrik.

“Bau menyengat itu muncul karena saluran pembuangan limbah pabrik di jalur tikus ke irigasi warga sudah ditutup oleh warga. Kalau tidak bisa mengatasi persoalan limbah ya jangan dirikan pabrik di sini. Warga di sini ketika melakukan ibadah salat pun tidak bisa fokus akibat bau itu,”  tuturnya.

Sementara itu, pihak management PT BMI melalui Plant Manager Deni Eko sebelumnya menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-sebesarnya terhadap warga terdampak yang dirugikan. Pihaknya mengatakan secepatnya akan mengatasi persoalan bau dan pencemaran limbah ke aliran irigasi warga untuk segera diselesaikan.

“Kita sudah mengurangi angka produksi saat ini untuk mengantisipasi bau menyengat,  pabrik hanya memproduksi 30 persen, kalau untuk penutupan pabrik saya rasa itu sangat merugikan karyawan di sini, ada sekitar 2000 karyawan dari Lamongan yang akan kena imbasnya, saya kira itu tidak efektif,” tandasnya.

Menurut Deni Eko, sebelum pabrik didirikan di Lamongan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemda serta Dinas terkait untuk ijzn dan lainnya. Pihak Pemda menyetujui dan sangat mendukung, supaya warga di Lamongan bisa mendapatkan pekerjaan dan bisa diberdayakan di situ.

“Pabrik juga sangat membantu warga yang kesulitan mencari pekerjaan, dan kami mengutamakan warga sekitar untuk jadi karyawan di PT BMI ini,” ungkapnya.

Deni Eko menegaskan, kalau pabrik terpaksa ditutup itu bukan solusi yang tepat. Sebab, kata dia, bakteri atau ipal itu juga butuh makanan, dan kalau tidak ada produksi, maka bau menyengat tersebut malah semakin menjadi.

“Untuk tiga tuntutan yang diajukan oleh warga yang saat ini mengikuti aksi demo di pabrik PT BMI, di antaranya pabrik harus ditutup sementara, bau menyengat hilang, dan limbah tidak boleh dibuang di aliran irigasi warga. Kami atas nama management pabrik belum bisa tanda tangan untuk itu,” jelasnya.

Sempat terjadi kericuhan antara warga peserta aksi dan aparat kepolisian di halaman pabrik setelah perwakilan warga keluar dari ruangan PT BMI. Beruntung masalah tersebut berhasil diredam oleh Pasukan Huru-Hara (PHH) Polres Lamongan dengan sejumlah tim yang ada. (ard)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry