LESBUMI : Penutupan Harlah Lesbumi dihibur Gebyar Seni Nusantara di Halaman Kantor PCNU Kabupaten Kediri (duta.co/M. Isnan)

KEDIRI | duta.co -Dengan mengusung semangat Saptawikrama, rangkaian acara dalam rangka Peringatan Hari Lahir Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) ke – 56, bertempat di Kantor PCNU Kabupaten Kediri, Jl. Imam Bonjol 38 Kota Kediri, secara resmi ditutup pada Rabu malam (4/3).

Dihibur dengan Gebyar Seni Nusantara, diisi penampilan dari sejumlah seniman dari perwakilan Cabang Lesbumi di Indonesia, merupakan penutup dari rangkaian acara Harlah Lesbumi sekaligus Harlah Nahdlatul Ulama ke – 92. Sejumlah tokoh ulama terlihat hadir dalam acara ini, termasuk Pengurus PCNU dan GP Ansor di Kabupaten Kediri.

Mengusung semangat menjaga kebudayaan Islam Nusantara, suguhan musikal puisi dari Lesbumi Jepara, seni gerak Pantomim dari Lesbumi Jombang, Orkes Melayu Mitos Cinta dan penampilan spesial Wayang Ghoib, disajikan Ki Jumali Dharmokondho.

Besar harapan, seperti disampaikan Ketua Umum Lesbumi PBNU, KH. Agus Sunyoto, bahwa peranan NU dan pondok pesantren sangat besar dalam sejarah bangsa. Untuk itu, perlu dikumpulkan kembali bukti sejarah.

“Bila ada kelompok mengatasnamakan dirinya Islam Modern, kekuatan inilah digunakan penjajah untuk diadu dengan kelompok Islam yang dianggap tradisional dan primitif,” jelas Gus Sunyoto dihadapan peserta sarasehan.

Sebagai penutup, panitia penyelenggara menyuguhkan penampilan para pendekar dalam hal olah kanuragan kekebalan tubuh dan pencak dor. Dalam kata penutupnya, Ketua Lesbumi Kabupaten Kediri, H. Abu Muslih menjelaskan bahwa ilmu kanuragan tidak lepas dari tradisi NU.

“Salah satunya tiban. Dimana dulu digunakan untuk mendatangkan hujan di musim kemarau. Dengan cara saling mencambuk, semakin banyak darah yang keluar maka semakin deras hujan yang turun,” jelas Kang Abu, sapaan akrabnya. (ian/nng)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry