“….seharusnya kita terus selalu dan tak henti berupaya agar bisa naik ke peringkat, tingkat, level, dan kelas keimanan serta ketaqwaan yang lebih tinggi atau tertinggi, yakni kelas “sabiqun bil-khairat”..”

Oleh: Subadianto*

BERADA dalam bulan termulia, banyak keunggulan bisa dipetik. Sebagai seorang muslim atau muslimah yang masih menganggap dan menyikapi bulan penuh limpahan rahmat, curahan barakah, dan luapan maghfirah, maka, jika berbalik menjadi bulan beban yang dianggap malah memberatkan, merepotkan, menyusahkan dan mengekang kebebasan, berarti kita masih berada di kelas keimanan terendah: “dzalimun linafsih” (penganiaya diri sendiri).

Ada sebagian kita yang menyambutnya dengan sikap hati  masih biasa-biasa saja, datar-datar saja, sedang-sedang saja dan santai-santai saja, seolah-olah tidak ada yang khusus, spesial dan istimewa yang harus dipersiapkan dan dilakukan dalam upaya penyongsongan dan penyambutan sang tamu super agung ini. Baik dalam aspek rasa hati, maupun penyikapan dan persiapan.

Dan bila kita berada dalam kondisi hati dan sikap diri seperti di atas terhadap bulan Ramadhan, maka berarti kita menempati kualitas keimanan dan ketaqwaan  kelas “muqtashid” (pertengahan/sedang-sedang saja). Memang sudah lebih baik daripada kelas “dzalimun linafsih”, namun tentu saja itu masih kurang.

Semoga! Sebagai seorang muslim seharusnya kita terus selalu dan tak henti berupaya agar bisa naik ke peringkat, tingkat, level, dan kelas keimanan serta ketaqwaan yang lebih tinggi atau tertinggi, yakni kelas “sabiqun bil-khairat” (pelomba segala kebaikan).

Di mana dalam konteks mengisi bulan suci Ramadhan, kita berada dalam suasana hati dan nuansa batin yang sangat indah serasa berbunga-bunga, karena bersua dengan kekasih hati dan sang tamu agung nan mulia, yang senantiasa ditunggu-tunggu kehadirannya.

Tentu sekaligus dibarengi dengan berbagai penyikapan dan persiapan yang mendukung kejujuran sikap hati tersebut! Baik berupa mental, pikiran, ilmu, fisik, finansial, antisipasi, perencanaan, dan lain sebagainya. Dan tentu saja doa kita juga, semoga kita dipertemukan dengan Ramadhan tahun ini dan tahun-tahun berikutnya. Tidak asal bertemu saja, melainkan dengan cara pertemuan yang sebaik-baiknya dan seistimewa-istimewanya, untuk meraih peringkat ketaqwaan nan istimewa pula! Semoga! Aamiin! (*)

Subadianto adalah Ketua Fraksi PAS DPRD Kab. Trenggalek.

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry