JOMBANG | duta.co – Jamiyah Nahdlatul Ulama (NU) adalah organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam paling dinamis di Indonesia, bahkan dunia. Di samping anggotanya paling banyak, ormas keagamaan ini, memiliki tugas yang tidak ringan, mengawal tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Tugas berat ini memerlukan soliditas kuat. Tepat, tema Konferwil XVIII NU Jawa Timur ‘Merajut Ukhuwah serta Mengokohkan Jamiyah dalam Pendampingan Umat’. Jamiyah ini tidak boleh tercerai berai, tidak boleh terpecah belah. Jamaah NU harus solid dalam satu komando,” tegas H Iqbal Billy Wahid, SE, MM, Wakil Rektor IV Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) kepada duta.co, Kamis (1/8/24).
Menurut putra almaghfurlah Dr (HC) Ir KH Salahuddin Wahid (Gus Solah) ini, NU Jawa Timur harus berada di garda terdepan, sebagai contoh daerah lain. Baik tentang soliditas dalam tugas kebangsaan, maupun perhatiannya dalam pendampingan umat. “NU harus terus peduli dalam pendampinmgi umat. Maka semangat organisasi ini adalah kebersamaan yang kokoh,” tambahnya.
Konferwil XVIII NU Jawa Timur yang berlangsung di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, lanjut Gus Billy, memiliki makna strategis bagi organisasi. Pertama, dari sini (Pesantren Tebuireng) muassis NU (Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari red.) menyebarkan ilmunya. Kedua, Jombang adalah pusat para muassis NU. “Dengan begitu, peserta Konferwil XVIII NU Jawa Timur bisa berburu berkah, ziarah ke makam para muassis NU,” tegasnya.
Gus Billy berharap Konferwil XVIII NU Jawa Timur memberikan manfaat yang besar bagi warga nahdliyin Jatim. Selain soliditas pengurus, ukhuwah jamiyah, program-program keummatan bisa dinikmati jamaah secara luas.
“Baik sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan mau pun pemahaman keagamaan secara utuh. Hari ini, misalnya, masyarakat tengah resah dengan maraknya judi online. Nah, peserta Konferwil akan membedah madlarat dan bahayanya. Ini penting bagi nahdliyin dan seluruh bangsa Indonesia,” pungkasnya.
Seperti diberitakan duta.co, dalam Konferwil ini juga dibahas program-program dan rencana kerja lima tahun ke depan. Kemudian ada sinkronisasi program kerja, termasuk kebijakan PBNU yang perlu diadopsi dan tersampaikan menjadi program PWNU dan bersama PCNU di seluruh Jawa Timur.
Konferensi Wilayah ini melibatkan 45 pengurus cabang NU di Jatim. Penjabat (Pj) Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) di Surabaya, mengatakan sejumlah persiapan telah dilakukan panitia, termasuk menyebar undangan kepada seluruh peserta, yakni 45 Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-Jatim.
“Kita akan mengundang semuanya. Setiap cabang yang diundang mengirimkan 10 orang. Satu orang utusan, dan sembilan orang lainnya sebagai peninjau,” katanya saat konferensi pers terkait Konferwil XVII NU Jatim di Gedung PWNU Jawa Timur di Surabaya.
InsyaAllah, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf akan memberikan pengarahan dalam pembukaan konferensi. Begitu juga Rais Am PBNU KH Miftachul Akhyar akan memberikan taushiyah pada acara pembukaan yang berlangsung Jumat 2 Agustus 2024, di lokasi tenda utama konferensi. (mky,muh)