
SURABAYA | duta..co – Sejak pandemi Covid-19, mahasiswa fakultas kedokteran tidak bisa lagi melakukan praktik langsung ke pasien. Padahal untuk mempetajam skill dokter, praktik ke pasien secara langsung sangat dibutuhkan.
Karena itu, tim dokter Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) berinovasi membuat manekin untuk praktik para mahasiswa kedokteran.
Ternyata manekin ini sangat membantu para calon dokter untuk belajar. Inovasi ini pun mendapat perhatian dari Kedai Reka (Kerja Sama Dunia Usaha dan Kreasi Reka) yang diprakarsai Kemendikbudristek.
Kedai Reka memberikan pendanaan melalui program Matching Fund untuk tim manekin ini. Tim FK Unair mendapatkan dana membuat dua unit manekin praktik operasi sesar itu bekerjasama dengan PT Tekno Sains Medika.
Ketua tim manekin FK Unair, Dr dr Eighty Mardiyan Kurniawati, SpOG(K) mengatakan untuk pendanaan ini akan dibuat dua unit manekin. Dua manekin ini akan diberikan sebagai alat pembelajaran bagi mahasiswa program studi Obstetri dan Ginekologi di FK Universitas Brawijaya dan Universitas Lambung Mangkurat. “Itu untuk adik-adik bisa belajar agar bisa lebih meningkat kemampuannya,” ujar dr Eighty.
Dengan manekin bedah sesar ini dr Eighty berharap, para calon spesialis obgin (obstetri ginekologi) dapat belajar lebih baik. Karena manekin berbahan latex silikon ini memungkinkan mereka dapat melakukan irisan lapisan serupa kulit, lemak, jaringan ikat, otot hingga rahim hingga melahirkan bayi. “Tahap demi tahap penjahitan juga dapat dilakukan menyerupai pada manusia,” papar Eighty.
Bersama Dr dr Hermanto, SpOG(K) dan anggota tim lain, dr Riska Wahyuningtyas, dr Citra Aulia dan Nur Anisah S.Keb, tim ini akan bertolak ke Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin pada 15 Desember mendatang. Tujuannya melakukan serah terima manekin sekaligus melakukan pelatihan.
Sebelumnya, 31 Oktober 2022, tim telah melakukan serah terima dan pelatihan bagi program studi spesialis obgin FK Universitas Brawijaya. Dekan FK Unair, Prof Dr dr Budi Santoso, SpOG (K) memberi apresiasi terhadap karya sivitas akademika ini.
“Inovasi dan kreativitas untuk proses pembelajaran seperti ini memberi manfaat luas. Bukan hanya bagi institusi FK Unair, tapi juga semoga dapat dimanfaatkan institusi pendidikan kedokteran di Indonesia,” ungkap Prof Bus, Prof Budi Santoso. ril/end