Hasto (kiri) dan Qodari. (FT/IST)

SURABAYA | duta.co – Bukan M Qodari kalau tidak ceplas-coplos. Direktur Eksekutif Indo Barometer, kini Wakil Kepala Staf Kepresidenan (Presiden Prabowo) itu blak-blakaan menyebut Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto sebagai konsumen sekaligus  produser hoaks.

“Jadi, Hasto ini adalah konsumen sekaligus produsen hoaks. Ini pernyataan datang dari saya: Mas Hasto, Anda ini konsumen hoaks dan produksi hoaks,” tegas M Qodari dalam wawancarta khusus dengan MADILOG yang viral di medsos, Kamis (5/12/24).

Menurut Qodari, Hasto bukan sekedar memancing Pak Jokowi untuk lapor polisi. Tapi dia memancing polisi untuk menangkap dia. “Justru itu adalah jebakan batman. Mas Hasto itu justru sedang berusaha betul-betul (dia) ditangkap polisi,” demikian kata M Qodari dengan nada serius.

Mengapa demikian? “Karena kalau dia ditangkap, ini akan ia kembangkan menjadi isu nasional. Jadi Mas Hasto itu konsumen sekaligus produsen hoaks. Ini pernyataan saya ya,” jelas Qodari tanpa tedeng aling-aling.

Qodari tampaknya ingin ‘menampar’ Hasto usai wawancara khusus dengan Akbar Faizal bersama Connie. Seperti diberitakan duta.co  bertajuk ‘Hasto Pusing atau Berani? Bersama Connie Bongkar ‘Kejahatan Politik’ Jokowi di Akbar Faizal Uncensored’.

Saat itu Hasto menyebut, bahwa, seluruh aparat penegak hukum di bawah kendali kekuasaan. Dan dia siap melawan. Ia juga menyebut partai coklat di Pilkada Jawa Timur. “Kita ingat, maaf saya sebut Ketua Golkar Pak Airlangga Hartarto, itu juga menggunakan pressure (tekanan) dari kejaksaan,” katanya.

“Kemudian KPK juga digunakan sebagai pressure kepentingan-kepentingan politik. Kan cukup banyak. Kader-kader PDI Perjuangan banyak mendapat tekanan. Di Sulawesi Utara, partai coklat yang bermain, sama dengan di Jakarta, di Jawa Timur. Partai coklat itu super power full. Mereka punya agenda politik terhadap apa? Terhadap aliansi kekuasaan sang raja dengan Jokowi,” tegasnya.

Sebelumnya, masih kata Hasto,  juga sudah terjadi pengkondisian. “Saya masih ingat Anies Baswedan, ketika Anies Baswedan dikriminalisasi. Itu Presiden Jokowi berbicara dengan saya, sebenarnya beliau sangat khawatir terhadap munculnya Anies Baswedasn. Sehingga, itu nyata-nyata kasus Formula E itu kriminalisasi. Dan saya bersaksi itu dari perintah Pak Jokowi secara langsung,” ucapnya.

Pernyataan Hasto ini memang menantang. Berbalik 180 derejat dengan ketika dia dalam kekuasaan. Pun pernyataannya soal Partai Coklat di Jawa Timur dalam Pilgub 2024. Itu juga tidak ada faktanya, hanya manuver politik.

“Dengan enaknya dia menyebut Bu Risma berjasa menutup lokalisasi Dolly. Ini bisa-bisa ditertawai warga Jawa Timur. Mengapa? Karena penyelesaian Lokalisasi Dolly itu menjadi program Provinsi Jatim. Mau tidak mau, Dolly harus hilang. Kita tidak bisa melupakan kerja keras Gubernur Jatim, Pakde Karwo. Bukan Bu Risma saja,” demikian Drs Abdul Kholiq, Ketua PBB DPC Jombang kepada duta.co. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry