KUALA LUMPUR | duta.co – Pusat Tahfiz Darul Quran Ittifaqiyah di Kuala Lumpur, Malaysia, hangus terbakar. Akibat kejadian itu, 2 guru dan 23 santri meninggal dunia. Sementara 7 orang terluka dan dilarikan ke rumah sakit, 11 lainnya selamat tanpa luka.
Menurut New Straits Times, pesantren yang berada di Datuk Keramat tersebut terbakar pada Kamis (14/9/2017) sekitar pukul 5.15 subuh, waktu setempat.
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota mengatakan bahwa mereka baru menerima telepon tentang insiden tersebut pada pukul 5.41 pagi.
“Berdasarkan informasi kami saat ini, 25 siswa dan guru meninggal dalam kebakaran,” kata seorang pejabat dari pemadam kebakaran.
Pemadam mengatakan, api bermula dari kamar asrama santri di lantai atas dari bangunan tiga lantai itu. Para santri sempat menyelamatkan diri dengan loncat dari lantai atas.
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengungkapkan belasungkawa kepada para korban melalui akun Twitter-nya.
“Sedih membaca kabar Tahfiz Darul Quuran Ittifaqiyah Center kebakaran dan menewaskan lebih dari 20 jiwa. Semoga arwah korban diterima Allah,” tulisnya.
Diketahui, Departemen Pemadam Kebakaran Malaysia pada Agustus lalu kepada media The Star mengaku prihatin atas buruknya sistem pencegahan kebakaran di pesantren-pesantren Malaysia, terutama di lembaga pendidikan yang tidak terdaftar.
Menurut data pemadam kebakaran, ada 211 kasus kebakaran yang terjadi di pesantren Malaysia sejak tahun 2015. Pada Agustus lalu, kebakaran menimpa sekolah tahfidz di Baling, Kedah. Sebanyak 16 santri berhasil selamat.
Mei lalu, kebakaran menimpa pesantren di Sabak Bernam, Selangor. Tidak ada yang terluka dalam peristiwa itu.
Kebakaran pesantren terbesar yang tercatat di Malaysia terjadi pada 29 September 1989, menewaskan 27 santriwati di pesantren Taufikiah Al-Halimiah di Kampung Padang Lumat, Kedah. Pesantren itu dan delapan asrama kayu santri hangus.
Saat ini ada 519 pesantren tahfidz yang terdaftar di Malaysia, namun jumlah yang belum terdaftar diduga lebih banyak lagi. nst/net
