JOMBANG | duta.co – Meski diguyur hujan, sedikitnya 3.000 jamaah tetap tumpek blek di halaman Pondok Pesantren Falahul Muhibbin Desa Watugaluh, Jumat (24/10) malam. Mereka menghadiri puncak peringatan Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2025.

Mereka berasal dari para pengurus MWCNU Diwek, pengurus ranting NU, lembaga, badan otonom dan santri. Acara digelar oleh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Diwek.

Tampak hadir sebagai undangan Camat Diwek beserta jajaran forkopimcam. Baik Kapolsek maupun Danramil.

Acara puncak peringatan HSN ini menggelar gebyar shalawat oleh Jam’iyah Shalawat Nahdlatul Ulama (Jasnu) Diwek. Dilanjutkan dengan pengajian umum oleh KH Falaqul Alam, pengasuh Pondok Pesantren Roudhotul Tholibin Mojokerto.

Ketua Panitia Nursalim mengaku senang dengan antusias jamaah yang hadir. “Meski diguyur hujan, tetap istikomah mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan KH Hamdi Sholeh. Ketua MWCNU Diwek ini menjelaskan, perjuangan sekarang tidak seberapa dibanding pahlawan dulu. “Karena dulu para kiai berjuang tidak diguyur hujan, tapi diguyur peluru Belanda,” ujarnya.

Dia berharap seluruh warga NU di Diwek menjaga kerukunan. “Karena dengan kerukunan itulah program-program organisasi NU bisa berjalan di Diwek sini,” imbuhnya.

KH Falaqul Alam, dalam sesi mauidzah hasanah, berharap kaum santri di lndonesia tetap menghargai perjuangan pahlawan sebelumnya. “Kalau tidak ada Resolusi Jihad, tidak akan mungkin terwujud kemerdekaan lndonesia,” ujarnya.

Perjuangan kaum kiai dan santri bagi lndonesia, lanjutnya, sangat panjang. “Tidak hanya sebelum merdeka, tapi juga mengisi kemerdekaan hingga sekarang,” imbuhnya.

Maka dirinya sangat menyayangkan saat ada media televisi membuat framing yang menghina dunia pesantren. “Itu bukan sesuatu yang tidak disengaja, tapi sudah diniatkan,” ujarnya.

Padahal pada masa sekarang, menurutnya, pendidikan yang masih memegang adab hanya pesantren. “Di samping tetap memberikan ilmu,” tandasnya.

Karena dengan adab dan tata krama yang diajarkan di pesantren, pesannya, lndonesia ke depan akan tetap dilindungi. “Dan bisa meraih kesuksesan,” pungkasnya. (muk)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry