SIDANG: Terdakwa M Sutomo Hadi saat menjalani sidang di pengadilan tingkat pertama PN Surabaya. Duta/Henoch Kurniawan

SURABAYA | duta.co – Upaya Banding M Sutomo Hadi (40), terdakwa perkara penipuan dan penggelapan uang pembelian tanah senilai Rp 2 miliar akhirnya kandas. Hal itu diketahui setelah majelis hakim Pengadilan Tinggi (PT) Surabaya yang diketuai Dr Andriani Nurdin, SH, MH dalam amar putusannya menguatkan vonis yang dijatuhkan oleh pengadilan tingkat pertama Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, yang menjatuhkan hukuman dua tahun penjara terhadap terdakwa.

“Menimbang, bawa berdasarkan pertimbangan hukum dengan pertimbangan hukum Majelis Tingkat Pertama yang telah tepat dan benar serta tidak bertentangan dengan hukum maka Putusan Pengadilan Negeri Surabaya tanggal 20 Juni 2017. Nomor 846/Pid B/2017IPN sby. yang dimintakan banding tersebut patut untuk dipertahankan dan karenanya harus dikuatkan,” pertimbangan hakim tingkat banding sesuai yang tertulis dalam amar putusannya.

Selain menguatkan putusan PN Surabaya, dalam putusan tingkat banding bernomor 554/PID/2017/PT Sby ini, juga memerintahkan terdakwa tetap ditahan sesuai lamanya pidana yang dijatuhkan sesuai isi putusan, yaitu dua tahun penjara.

Untuk diketahui, kasus penipuan dan penggelapan yang dilakukan M Sutomo Hadi berawal saat korban Sie Probo Wahyudi ditawari tanah oleh terdakwa. Kebetulan korban dan terdakwa sudah saling kenal. Setelah mendapatkan kepercayaan itu, Terdakwa lantas menjalankan aksinya, hingga akhirnya menawarkan tanah milik Cicik Permatadias yang berada di kawasan Jalan Kenjeran nomor 348-350 Surabaya dengan nilai Rp 2 Miliar dan korban sepakat membelinya.

Terdakwa diberi uang Down Payment (DP) dan pengurusan surat tanah oleh korban. Namun terdakwa malah kabur dan dilaporkan polisi.

Selain Sutomo Hadi, polisi juga menetapkan Cicik Permatadias pemilik tanah sebagai tersangka, karena ikut bekerjasama dengan Sutomo Hadi menikmati hasil penipuan.

Setelah dilakukan penyelidikan ternyata tanah tersebut milik Puji Astutik. Kemudian pada tahun 90an tanah tersebut dijual kepada Wijaya atas perantara tersangka. Hanya saja pada tahun 2006 dilakukan pembatalan dan dinotariskan, artinya tanah kembali kepada pemilik awal yakni Puji.

Kemudian pada tahun 2015 Hadi membuat perjanjian damai antara Wijaya dan Puji Astutik yang seolah-olah kembali bersepakat untuk transaksi jual beli tanah. Artinya tanah tersebut seolah-olah milik Wijaya dan Cicik berpura pura sebagai pemilik tanah.

Karena perbuatannya, oleh jaksa Damang Anubowo dari Kejari Surabaya, terdakwa dijerat pasal 378 dan 372 KUHP tentang penipuan dan penggelapan jo pasal 55 KUHP dan dituntut tiga tahun penjara.

Sebelum ditangkap dan menjadi tersangka, Sutomo Hadi ternyata residivis kasus sama dan sudah menjalani hukuman beberapa tahun lalu. Terdakwa Sutomo Hadi ditangkap tim Polrestabes Surabaya setelah DPO selama 2 tahun. Terdakwa ditangkap di halaman Masjid Nasional Al Akbar Surabaya.

Sedangkan Cicik Permata Dias sendiri kini dikabarkan juga masuk ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) atas laporan Sie Probo Wahyudi bernomor LP/797/B/V/2015/Jatim/Restabes Sby terkait dugaan kasus yang sama. eno

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry