
MALANG | duta.co – Universitas Brawijaya (UB) melalui Pusat Studi Pesisir dan Kelautan (PSPK UB) meluncurkan inovasi Continously Dynamic Mixing (CDM) dalam sistem Greenhouse Salt Tunnel (GST) guna meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi garam.
Inovasi ini diperkenalkan dalam rangkaian program Doktor Mengabdi (DM) yang berlangsung di Desa Sumberoto, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, Kamis (25/9/2025).
Acara dihadiri Bupati Malang, Drs. H. M. Sanusi, M.M., dan Direktur Utama PT Garam, Abraham Mose, yang mengapresiasi langkah sinergis antara kampus, pemerintah daerah, dan industri. Program ini diketuai Prof. Andi Kurniawan, dengan pelaksana lapangan Zulkisam Pramudia, serta menggandeng Kelompok Usaha Garam (KUGAR) Sumberoto Makmur Sejahtera di bawah pimpinan Edi Santoso, dengan dukungan penuh dari Kepala Desa Sumberoto, Budi.
Pada kesempatan itu, PSPK UB juga menyerahkan mesin pengolah garam kepada kelompok mitra. Mesin ini didemonstrasikan secara langsung oleh Bupati Malang bersama Zulkisam Pramudia, yang disaksikan Direktur PT Garam dan masyarakat desa.
“Pendampingan UB dan teknologi baru ini menjadi langkah penting bagi kami untuk mengembangkan produksi garam yang lebih berkualitas dan stabil,” ungkap Edi Santoso, Ketua KUGAR.
Kepala Desa Budi menambahkan, pihaknya siap mendukung agar teknologi ini membawa kesejahteraan bagi masyarakat.
“Inovasi ini juga sejalan dengan SDG 8 (Decent Work and Economic Growth) dan SDG 9 (Industry, Innovation, and Infrastructure), melalui penguatan ekonomi lokal serta pemanfaatan teknologi modern untuk produksi garam yang efisien dan ramah lingkungan,” ungkapnya.
Program ini diharapkan menjadi model nasional modernisasi industri garam sekaligus memperkuat kemandirian garam Indonesia. (loe)