JAKARTA | duta.co – Masih ingat kasus kekerasan di Masjid Al Muttaqun, Manisrenggo Kota Kediri, Rabu 13 Desember 2023 pukul 18.00 Wib silam? Ternyata, sampai bulan Juli 2024 belum juga rampung. Hari ini, Rabu (17/7/24) korban kekerasan itu menuntut dan mendesak KAPOLRI melakukan investigasi efektif, menyeluruh, imparsial, transparan dan tuntas atas kerja Reskrim POLRESTA Kediri.

“Alhamdulillah, saya bisa ikut serta. Kami merasa selama ini ada rekayasa atas kasus yang tidak beradab, tidak bermoral, pengeroyokan dan penganiayaan Relawan Bela Palestina Kediri Raya yang hendak jamaah salat Maghrib di Masjid tersebut,” tegas H Tjetjep Mohammad Yasien, SH MH, kuasa hukum korban kepada kepada duta.co, dari Mabes Polri, Jakarta.

Menurut Gus Yasien, panggilan akrabnya, korban dan kuasa hukum serta keluarga tidak akan berhenti menuntut keadilan. “Bahkan tekad kami, pantang pulang sebelum tegak keadilan. Kita desak polisi untuk bekerja profesional. Jangan ada tebang pilih, jangan ada perlakuan istimewa kepada mereka yang jelas-jelas melakukan kekerasan,” tegasnya.

Polisi rupanya tidak main-main. Ini karena pengunjukrasa tidak akan pulang sebelum ada keseriusan. “Alhamdulillah, Divisi Propam POLRI akan turun ke Kediri. Ini melegakan. Kami tidak ingin citra polisi runtuh gegara oknum. Karena itu, kita tunggu Propam di Kediri. Kita tunjukkan bukti-bukti. Ini lebih dari cukup untuk menegakkan keadilan. Kita tunggu,” terangnya.

Kasus ini sempat heboh di dunia maya. Bahkan pernah ada unjuk rasa kedua kubu secara bersamaan dalam sehari. Dua kubu yang berbeda sama-sama mendatangi Polres Kediri Kota. Kedua kubu juga membawa massa, sama-sama mendesak pengusutan tuntas kasus pemukulan yang terjadi Desember 2023 lalu.

Aksi pertama dilakukan dilakukan massa yang menamakan diri Aliansi Masyarakat Kediri Raya Peduli Palesstina (AMKR-PP). Mereka datang sekitar pukul 09.00. Belasan orang itu mengakhiri aksinya sekitar pukul 11.00. Tujuan aksi mereka adalah penuntasan kasus pengeroyokan yang terjadi (13/12/23).

“Sudah dilakukan pemeriksaan. Dari bukti-bukti yang ada, yang sudah dipegang pihak Polres Kediri Kota itu sudah cukup. Ada peristiwa, ada pelaku, ada korban, ada saksi, dan ada CCTV (Closed Circuit Television, Red), kurang apa lagi?” kata Gus Yasien waktu itu.

Tetapi, aksi tandingan muncul. Usai Jumatan, giliran ratusan warga Kelurahan Manisrenggo yang melakukan aksi damai di depan Mapolres Kediri Kota. Mereka datang dengan mengendarai truk, pikap, dan sepeda motor. Mereka juga membawa spanduk berisi tuntutan aspirasi.

Setibanya di jalan depan Mapolresta, sekitar pukul 02.00 WIB, massa langsung berorasi. Menyampaikan tujuan aksi damai mereka. Yaitu terkait kasus pemukulan terhadap warga di Kelurahan Manisrenggo Desember 2023 lalu.

“Kami menyampaikan kejadian yang sesungguhnya itu adalah dari pihak sana yang membawa orang menyerang warga kami. Kami tidak mengenal sama sekali,” kata Ahmad Syaifudin Muslih, salah seorang perwakilan warga yang melakukan audiensi dengan polisi sebagaimana diunggah radarkediri.jawapos.com.

Terpisah, Kasihumas Polres Kediri Kota Ipda Nanang Setyawan mengatakan bahwa pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan atas kasus tersebut. Sayangnya, tak banyak yang bisa disampaikan olehnya terkait dengan perkembangan kasus tersebut. “Nanti pasti dirilis,” ucapnya singkat saat itu.

Kasatreskrim Polres Kediri Kota AKP Nova Indra Pratama pun kepada radarkediri, mengatakan, pihaknya tengah menunggu hasil visum dari korban. Di samping itu, pihaknya juga telah mengamankan beberapa rekaman Closed Circuit Television (CCTV). “Setiap minggunya kami juga melakukan pemeriksaan saksi,” katanya saat dikonfirmasi pada Rabu (10/1) lalu.

Tetapi, lambatnya penanganan kasus ini, membuat Gus Yasien dkk khawatir citra polisi akan hancur. “Karena kami tidak akan diam. Tidak akan berhenti, kalau kasus ini tidak ditangani secara transparan, berkeadilan. Jangan ada orang kebal hukum. Itu saja, titik,” pungkas Gus Yasien dengan nada serius. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry