BPJS : Pimpinan Klinik Bandar Lor, Hartati Tuna saat talkshow layanan Program Penyakit Kronis (duta.co/humas)

KEDIRI | duta.co -Pimpinan Klinik Bandar Lor, Hartati Tuna, sosialisasikan layanan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) melalui talkshow di salah satu radio swasta di Kota Kediri.

Melalui talkshow bertajuk Implementasi Prolanis dan Program Rujuk Balik ini, Hartati kampanyekan gaya hidup sehat dan penanggulangan penyakit kronis secara interaktif kepada pendengar.

“Terdapat lebih dari 140 peserta prolanis di Klinik Bandar Lor yang rutin ikut kegiatan. Beberapa kali saya dengar dari percakapan mereka, mereka merasa lebih percaya diri setelah ikut kegiatan kita. Umumnya mereka minder setelah divonis harus mengkonsumsi obat seumur hidup. Tapi setelah berkumpul dengan sesama penderita, mereka saling memotivasi. Program ini positif sekali,” ujar Hartati.

Prolanis adalah sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta JKN-KIS yang menderita penyakit diabetes mellitus tipe II dan hipertensi. Fasilitas kesehatan dapat lebih mudah memantau peserta prolanis sehingga timbulnya komplikasi dapat dicegah.

Terdapat beberapa aktivitas yang diselenggarakan melalui prolanis, diantaranya layanan konsultasi medis/edukasi rutin, home visit, olahraga bersama, serta pemantauan status kesehatan secara berkala. Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa 1 dari 2 orang penderita diabetes tidak menyadari bahwa dirinya menderita diabetes.

Oleh karena itu sering ditemukan penderita diabetes pada tahap  lanjut dengan  komplikasi seperti; serangan jantung, stroke, infeksi kaki yang berat dan berisiko  amputasi, serta  gagal ginjal stadium akhir.

“Seharusnya bisa terdeteksi sejak awal dengan skrining kesehatan. Peserta JKN-KIS bisa akses skrining riwayat kesehatan di FKTP atau melalui aplikasi Mobile JKN di gadget masing-masing. Yang paling penting adalah bila sudah divonis menderita penyakit kronis, pasien harus dimotivasi untuk jaga pola hidup. Di tengah masyarakat ada mitos yang berkembang, menyatakan bahwa mengkonsumsi obat terus-terusan dapat merusak ginjal. Itu salah. Bila tidak mengkonsumsi obat, justru pasien bisa komplikasi,” tutup Hartati.

Diabetes merupakan penyakit yang disebakan oleh tingginya kadar gula darah akibat gangguan pada pankreas dan insulin. Di Indonesia, data Riskesdas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi Diabetes di Indonesia dari 5,7%  tahun 2007 menjadi 6,9%  atau sekitar  sekitar 9,1 juta pada Tahun 2013. (nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry