Dekan FK Unair, Prof Dr dr Soetojo, SpU(K) (kiri) bersama Kaprodi Kebidanan Dr dr Baksono Winardi, SpOG(K). DUTA/endang

SURABAYA | duta.co – Program studi (prodi ) Kebidanan, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) terpilih menjadi Centers of Excellence (CoE).

Pembentukan CoE ini atas inisiasi Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK) bersama dengan Ikatan Bidan Indonesia (IBI).

Di mana keduanya ingin fokus pada penetapan standar pendidikan kebidanan nasional yang berkualitas dan didukung oleh sistem akreditasi yang ketat. Sehingga nantinya akan menghasilkan lulusan atau sumber daya manusia (SDM) yang unggul dalam menghadapi tantangan masa depan.

Dekan FK Unair, Prof Dr dr Soetojo, SpU (K) mengaku senang, atas terpilihnya Prodi Kebidanan FK Unair menjadi CoE.

Dikatakannya, ini sebuah kepercayaan yang tidak boleh disia-siakan. Apalagi, untuk program S1 dan profesi, hanya  Prodi Kebidanan FK Unir yang terpilih, sementara empat lainnya untuk program D3.

“Kita ucapkan terima kasih karena sudah memilih kami. Dan sekarang, semua yang sudah baik itu akan kami semakin perbaiki, mulai sarana, prasarana hingga dosennya, harus bisa lebih baik lagim,” ujar Prof Soetojo usai hadir dalam acara Kick Off and Meeting CoE di Surabaya, Senin (26/8).

Ditambahkan Ketua Prodi Kebidanan FK Unair, Dr dr Baksono Winardi, Sp.OG(K), terpilihnya Prodi Kebidanan FK Unair karena proses seleksi yang dilakukan Kementerian Kesehatan. Seluruh prodi serupa mengikuti seleksi ini.

“Ada 700 prodi D3, 100 prodi S1 dan profesi yang mengikuti seleksi ini. Tapi untuk yang S1 dan profesi hanya terpilih Prodi Kebidanan FK Unair, yang empat dari D3. Ini jelas sebuah kebanggaan,” tambahnya.

Dengan terpilih menjadi CoE ini, Prodi Kebidanan FK Unair terus berbenah diri. Terutama semangat untuk mengakukan diri mendapatkan akreditasi internasional. Ini sedang diupayakan seluruh manajemen.

Karena dengan mendapatkan akreditasi internasional, bukan hanya akan menjadi rujukan bagi prodi serupa di Indonesia tapi di seluruh dunia.

Bahkan, prodi ini nantinya bisa menerima mahasiswa dari luar negeri, tidak hanya dari satu negara tapi dari banyak negara.

“Yang pasti nantinya lulusan kebidanan FK Unair, akan diakui dunia. Mau kerja di mana saja sudah tidak diragukan lagi,” tandas Prof Soetojo.

Diakui Prof Soetojo, ke depan, tantangan bidan sangat besar. Saat ini saja, masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia masih sangat tinggi yakni 305 per 100.000 kelahiran hidup.

Masalah ini mau tidak mau juga menjadi tanggung jawab para bidan di Indonesia, selain tenaga kesehatan lainnya.

Karenanya dengan CoE ini, pihaknya akan membuat terobosan baru dengan mengembangkan interprofessional education (IPE). Di mana nantinya penanganan sebuah masalah dalam bidang kesehatan khususnya ibu dan bayi bisa lebih komprehensif.

Bagaimana ke depan, semua profesi bisa bekerja sama sebagai tim,tidak bekerja sendiri-sendiri. Terutama untuk menangani kasus kematian ibu dan bayi yang masih sangat tinggi.

“Pendidikan mereka memang sendiri-sendiri, berbeda-beda. Tapi, ketika bekerja untuk menangani sebuah masalah, mereka harus bersatu sebagai tim. Baik itu dokter, perawat, bidan hingga ahli gizi harus berkolaborasi. Itulah IPE yang akan kami kembangkan,” jelas Prof Soetojo.

Prodi Kebidanan FK Unair merupakan salah institusi pendidikan kebidanan yang pertama kali di Indonesia menghasilkan lulusan bidan untuk jenjang sarjana dan profesi. Prodi ini didirikan pada 2008 dan telah meluluskan 500 tenaga ahli.

Prodi ini mengantongi akreditasi Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan (LAM PT Kes) dengan nilai tertinggi yaitu A. Dan juga sudah tersertifikasi Asian University Network(AUN) pada 2018.

Pada 2020 prodi ini akan mengikuti akreditasi Internasional yaitu Accreditation Agency for Degree Programs in Engineering, Informatics/Computer Science, the Natural Sciences and Mathematics (ASIIN). end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry