BOJONEGORO | duta.co – Pemuda asal Desa Beged, Kecamatan Gayam, Bojonegoro ini ingin menjadi peneliti. Sejak kecil, Hanafi tertarik pada ilmu kimia dan bermimpi menjadi ahli kimia atau ilmuwan. Gambaran sosok ilmuwan bekerja di laboratorium selalu mengisi benaknya. Impian itu membulatkan tekadnya untuk menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi.

Namun, kenyataan tidak selalu seindah impian. Kondisi orang tuanya sangat sulit untuk membiayai kuliah. Ayahnya supir truk dan ibunya tidak bekerja. Teman-teman di desanya juga tidak banyak yang berkeinginan kuliah. Menjelang kelulusan di SMP Negeri Purwosari, Bojonegoro, beberapa temannya berencana masuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Harapannya, setelah lulus SMK bisa langsung kerja. Orang tua Hanafi juga punya pikiran yang sama. Kalau ingin melanjutkan sekolah, Hanafi harus masuk SMK.

Hanafi memilih jalannya sendiri. Dia melanjutkan sekolah ke SMA Negeri Padangan. Selama SMA, prestasi akademiknya cukup bagus. Ketekunannya dalam belajar membuatnya selalu masuk rangking lima besar di kelas. Saat penjurusan pun dia masuk di kelas Ilmu Pengetahuan Alam. Dia semakin yakin dengan jalan yang dipilihnya.

Menjelang kelulusan, orang tuanya menegaskan lagi bahwa tak ada biaya untuk melanjutkan kuliah. Namun Hanafi tetap mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Ternyata, ia berhasil diterima di Jurusan Ilmu Kimia Fakultas MIPA Universitas Negeri Jember.

Sempat patah semangat karena faktor biaya, namun pengumuman penerimaan Beasiswa Banyu Urip dari ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) membakar semangatnya kembali. Ia kemudian mendaftar dan mengikuti seleksi. Hanafi pun lulus seleksi tersebut.

“Tanpa beasiswa ini mungkin saya nggak bisa kuliah, termasuk bayar kos dan makan. Terima kasih ExxonMobil dan SKK Migas,” ungkap Hanafi tersenyum lebar.

Beasiswa ini sangat membantu merealisasikan mimpinya. Saat ini, Hanafi menginjak semester 6 dan berharap segera menuntaskan perkuliahannya dengan prestasi yang bagus.

EMCL sebagai operator Lapangan Minyak Banyu Urip dan Kedung Keris, bersama SKK Migas mendukung Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro dalam peningkatan kualitas pendudukan, Salah satunya, melalui program beasiswa untuk mahasiswa berprestasi dari keluarga kurang mampu. Sejak tahun 2014, Beasiswa Banyu Urip telah diberikan kepada 45 mahasiswa Bojonegoro yang lulus selekasi masuk perguruan tinggi negeri.

Beasiswa ini tidak hanya memberikan bantuan uang kuliah tinggal (UKT), namun ada juga tunjangan prestasi. Selain itu juga ada program-program tambahan seperti pelatihan peningkatan kualitas diri.

Para penerima beasiswa dipilih melalui seleksi sesuai dengan persyaratan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro. Pemkab Bojonegoro memiliki program beasiswa ‘Satu Desa, Dua Sarjana’, beasiswa Saintis, dan beasiswa Bantuan Tugas Akhir.

“Program beasiswa dari EMCL sangat membantu proses peningkatan taraf pendidikan yang menjadi prioritas Pemkab Bojonegoro,” ucap Suyanto, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro.

Sementara itu, External Affairs Manager EMCL, Ichwan Arifin menegaskan beasiswa merupakan salah satu program pengembangan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Selain beasiswa, EMCL juga melaksanakan program peningkatan kapasitas guru, manajemen sekolah, penerapan pendidikan berbasis holistik bagi usia dini, hingga peningkatan fasilitas pendidikan.

Sebagai bagian dari pemegang Participating Interest Blok Cepu, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Propinsi Jawa Timur, PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC), juga memiliki visi yang sama.

“Kami mendorong upaya-upaya dalam peningkatan taraf pendidikan masyarakat setempat, termasuk program beasiswa,” tegas Hadi Ismoyo, Direktur Utama PT PJUC. (abr)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry