Lima siswa lulusan SMA yang langsung diterima di Unair saat acara Gelar SBMPTN dan Jalur Mandiri di Kampus C Unair, Sabtu (22/6). DUTA/endnag

SURABAYA | duta.co – Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Prof Dr Ir Mohammad Nuh, DEA mengapresiasi Universitas Airlangga (Unair). Apresiasi itu karena Unair memperhatikan mahasiswa baru dari program bidikmisi.

Seperti diketahui, untuk jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), Unair memang mengutamakan mahasiswa program bidikmisi.

Di mana jika ada dua peserta misalnya yang mendaftar di jalur ini memiliki nilai ujian tulis berbasis komputer (UTBK) memiliki nilai yang sama, namun satu dari bidikmisi dan satu dari umum maka Unair akan lebih menerima peserta yang dari bidikmisi.

“Itu komitmen kita. Kita ingin lebih memberikan peluang bagi mahasiswa dari kalangan tak mampu agar bisa sekolah,” ujar Rektor Unair, Prof Mohammad Nasih beberapa waktu lalu.

Unair untuk program bidikmisi ini menyediakan kursi 1.050 mahasiswa baru dari 5.500 lebih mahasiswa baru di 2019 ini.

Saat ini sudah terisi 400 lebih mahasiswa baru bidikmisi dari jalur prestasi atau Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Sisanya memang dikhususkan untuk jalus SBMPTN.

Dengan komitmen ini, Prof Nuh merasa langkah yang dilakukan Unair memang patut diapresiasi.  “Oh ya, Unair melakukan itu (utamakan bidikmisi),” ujar Prof Nuh agak sedikit kaget.

“Alhamdulillah kalau begitu. Saya senang jika ini dilanjutkan bahkan ditingkatkan terus. Tidak penting namanya apa, tetap bidikmisi atau diubah. Yang penting esensinya untuk membantu anak-anak tak mampu,” tambahnya.

Program bidikmisi memang sebuah kebijakan yang dibuat Prof Nuh pada 2010 lalu saat menjabat sebagai Mendikbud (2009 – 2014). Hingga kini program ini sudah menjangkau banyak anak-anak Indonesia hingga bisa meraih cita-cita tinggi. Bahkan bisa menempuh pendidikan hingga ke luar negeri.

“Banyak yang berhasil. Program bidikmisi ini langkah awal bagi anak-anak Indonesia untuk bisa meraih mimpinya. Saya senang semua kampus masih tetap menjalankan ini, seperti Unair,” tukas Prof Nuh.

Sementara itu, Unair sendiri dua hari menjelang penutupan pendaftaran penerimaan mahasiswa baru jalur SBMPTN, menggelar acara “Gelar SBMPTN dan Mandiri 2019”, Sabtu (22/6). Acara yang berlangsung di Aula Garuda Mukti Kantor Manajemen Kampus C itu mengundang orang tua siswa-siswi dan para guru.

Dalam kesempatan itu, Rektor Unair, Prof Nasih menegaskan SBMPTN ini Unair sangat mementingkan nilai UTBK. Namun, Unair tetap memperhatikan faktor lain salah satunya prestasi calon mahasiswa yang bersangkutan.

Karena Unair pertimbangkan faktor prestasi, dalam SBMPTN sangat mungkin calon mahasiswa yang nilainya selisih tipis berada di bawah akan diterima dibanding pendaftar yang memiliki nilai sedikit lebih di atasnya. Hal itu karena UNAIR juga mempertimbangkan prestasi pendaftar.

Hingga Sabtu (22/6) pukul 14.00 WIB, berdasar update data Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) Unair, pada jalur SBMPTN ada sebanyak 1.136 pendaftar prodi kedokteran, 954 pendaftar prodi apoteker.

Dan 839 pendaftar prodi kesehatan masyarakat. Sementara untuk ilmu sosial ada sebanyak 862 pendaftar prodi ilmu hukum, 764 pendaftar prodi manajemen, 689 pendaftar prodi psikologi, dan 661 pendaftar prodi akuntansi.

“Penerimaan mahasiswa baru jalur SBMPTN akan ditutup pada 24 Juni, dan akan diumumkan pada 9 Juli,” ujar Prof Nasih.

Dalam acara pertemuan itu, ada lima siswa yang dinyatakan diterima langsung. Mereka adalah Alifia pada prodi ekonomi pembangunan, Ahmad Alifiandi pada prodi Sastra Inggris, Alvina Dewi pada prodi Sosiologi, Hasnia Salma pada prodi Gizi, dan Adelia Oktavia Putri pada prodi Ilmu Sejarah.

Kelima peserta yang dinyatakan diterima karena berprestasi tingkat nasional maupun internasional. Selain itu, mereka memiliki nilai rata-rata UTBK yang tinggi, dan nilai mata pelajaran sesuai pilihan program studi yang tinggi pula. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry