Guru besar pertama asli Unusa, Prof Dr dr Mulyadi, SpP (K) yang akan dilantik hari ini, Sabtu (16/10/20210). DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Sabtu (16/10/2021), Prof Dr dr Mulyadi, SpP(K) dilantik menjadi guru besar pertama Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) yang ber-NIDN (nomor induk dosen nasional) Unusa.

Prof Mulyadi akan dilantik menjadi guru besar oleh Rektor Unusa, Prof Dr dr Achmad Jazidie, MEng di Auditorium lantai 9 Tower B Unusa.

Ditemui sebelum pelantikan, Mulyadi akan menyampaikan pidato pengukuhannya dengan judul diberi judul “Tantangan Pendidikan Dokter Serta Rumah Sakit Pendidikan dalam Pandemi Covid-19”.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa

Judul ini sengaja diambil karena untuk ‘melampiaskan’ kegelisahannya sebagai dokter dan juga dosen yang terlibat langsung dalam penanganan pandemi Covid-19 khususnya dalam penanganan pasien di rumah sakit.

“Setiap hari, saya ini menangani 80 pasien Covid-19, baik di rumah sakit dan tempat praktik. Saya yang berusia 60 tahun memiliki risiko yang besar untuk tertular. Tapi kami antisipasi sedemikian rupa agar itu tidak terjadi. Dengan APD yang lengkap dan memadai,” ujar Mulyadi.

Karenanya, dalampidatonya itu, dia menyinggung soal pendidikan dokter di masa pandemi. Dia merasa nuraninya terusik karena kuliah dokter maupun profesi dokter harus dilakukan jarak jauh karena menghindari penularan.

“Padahal, pandemi ini bagi dokter dan calon dokter adalah lahan untuk perang. Kita bisa belajar dari kondisi dan kasus ini. Karena pandemi ini tidak ada yang tahu sebelumnya, tidak ada yang bisa memprediksi sebelumnya. Semua belajar bagaimana menanganinya. Bagi calon dokter, kalau sudah terjun dan belajar, nantinya ketika terjadi pandemi suatu saat, akan tahu bagaimana cara menanganinya,” jelasnya.

Guru Besar dalam Bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi ini mengatakan kompetensi seorang dokter secara sederhana dapat dipilah dalam beberapa kategori: harus diketahui (must know), sebaiknya diketahui (should know), dan baik untuk diketahui (nice to know).

“Karena pendidikan dokter dan profesi dokter ini di bawah kementerian, maka harus mengikuti semua kebijakan itu. Tapi untungkan sekarang sudah mulai bisa belajar tatap muka walau dengan prosedur yang ketat,” katanya.

Mulyadi mengatakan, suatu saat Covid-19 ini akan berubah dari pandemi  menjadi endemi. Sehingga nantinya penyakit ini akan sama dengan malaria, demam berdarah hingga tuberculosis (TBC). “Akan terus ada dan lebih banyak di satu daerah tertentu. Karenanya penanganannya harus terus dilakukan. Pandemi ini adalah kedisiplinan semua orang, ini menyangkut prilaku kita,” tukasnya.

Rektor Prof Jazidie, menyambut gembira pelantikan ini. Dikatakannya, pengukuhan guru besar pertama bagi Unusa adalah sesuatu yang luar biasa. “Mungkin bagi kampus lain ini biasa karena sudah banyak guru besarnya. Tapi bagi Unusa, ini sangat bermakna dan bersejarah,” ungkapnya.

Karenanya, tidak hanya Mulyadi, dalam waktu dekat, juga akan menyusul guru besar lainnya yang merupakan produk asli Unusa. “Kita akan terus pacu agar jumlahnya bisa terus bertambah,” tandasnya. end/ril

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry