PASURUAN | duta.co – Produksi garam di Kabupaten Pasuruan sudah mulai berjalan, meski terimbas adanya anomali cuaca kemarau yang tergolong basah hingga tak menentu. Meski demikian tak membuat surut kalangan petani garam untuk tingkatkan produksinya. Bahkan, pertengahan bulan Juli lalu, total garam yang telah dipanen mencapai 236,4 ton.

“Untuk tahun ini target produksi garam di kabupaten pasuruan dipatok sebesar 18.325 ton. Sedangkan jumlah yang sudah dipanen masih berkisar 2% dari target yang direncanakan, sehingga butuh banyak waktu, plus didukung dengan cuaca yang bersahabat,” ungkap Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pasuruan, Slamet Nur Handoyo pada wartawan, Selasa (8/8) siang.

Menurut dia, persoalan cuaca yang menentukan besaran panen garam. “Kalau musim panas seperti sekarang ini, garam bias diproduksi. Tapi kalau sehari saja hujan, itu pengaruhnya luar biasa karena bisa menghambat pembuatan garam itu sendiri. Untuk menambah kwalitas garam petani disarankan untuk memakai sistem geo isolator agar panennya bisa maksimal, ”jelasnya.

Di Kabupaten Pasuruan sendiri, total luasan lahan yang bisa digunakan untuk memproduksi garam mencapai 243,2 hektar, dengan rincian seluas 150,7 hektar ada di Desa Raci, Kecamatan Bangil, 85 hektar di Kecamatan Kraton, dan 7,5 hektar di Kecamatan Lekok. Dikatakan Slamet, dari luasan lahan tersebut, sebanyak 25% cakupan lahan sudah dipanen. Untuk sisanya akan dikebut sampai mencapai target.

Pihaknya juga mengajak pada para petani untuk meningkatkan produksinya agar harga di pasaran pasca panen bisa bersaing. “Selain itu kita berharap agar iklim nya tetap seperti ini sampai musim hujan tiba. Namun kalau kita lihat seperti tahun lalu, produksi garam hanya sebesar 806,120 ton dari target 15.120 ton selama setahun. Pokoknya tergantung dari cuaca, ”imbuhnya.

Slamet menjelaskan, selain tradisional, para petani garam sudah menggunakan geo isolator untuk mendapatkan garam berkwalitas pertama (KWI), serta 2 unit rumah prisma yang dibangun di Desa Raci dan Kraton. Oleh karenanya, pihaknya juga mengajak masyarakat untuk menjadi petani garam. Sebab harga garam saat ini drastis naik dari Rp 500/kgnya menjadi Rp 3300-Rp 3500/kg.

Karenanya, disamping memberikan sosialisasi untuk meningkatkan kwalitas garam di Kabupaten Pasuruan, pihaknya berharap para petani juga ikut berperan aktif meningkatkan produksinya. “Saat ini harga garam lagi bagus-bagusnya karena memang lagi langka. Saya ajak masyarakat untuk menjadi petani garam, karena harganya naik 6 kali lipat dari harga sebelumnya, “pungkasnya. (dul)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry