Ketum Gerindra Prabowo Subianto (tengah) didampingi Anies Baswedan (kiri) dan Sandiaga Uno berkampanye di Perumahan Taman Kedoya Permai, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (1/2).|NTR

Dampak Politik Ahok dan Tim Ancam KH Ma’ruf Amin

Ketum Gerindra Prabowo Subianto (tengah) didampingi Anies Baswedan (kiri) dan Sandiaga Uno berkampanye di Perumahan Taman Kedoya Permai, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (1/2).|NTR

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menilai pernyataan Basuki ‘Ahok’ Tjahaja Purnama dan tim pengacaranya yang menyinggung adanya komunikasi antara Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketum MUI KH Ma’ruf Amin bisa menurunkan elektabilitas Ahok.

YUNANTO mengatakan aspek primordial dan komunikasi menjadi salah satu titik lemah Ahok. “Apa yang terjadi dengan KH Ma’ruf Amin, menurut saya suka atau tidak ini akan jadi polemik dan akan berpotensi memunculkan kembali asumsi-asumsi yang selama ini muncul terhadap Ahok,” ujar Yunanto di Kantor Charta Politika, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (1/2).

Yunarto menuturkan, Ahok kemungkinan menghabiskan energi dalam dua pekan terakhir menjelang pemungutan suara pada Pilkada DKI 2017 untuk menangani polemik tersebut. Ahok harus memiliki sikap yang bijak untuk segera menyelesaikan persoalan tersebut.

“Kalau tidak ditanggulangi dengan sikap yang lebih bijak dari Ahok, bukan tidak mungkin dalam sisa waktu dua minggu dia akan berkutat dan menghabiskan energi dengan isu ini,” tutur dia.

Yunarto mengatakan, situasi saat ini bisa saja seperti situasi beberapa bulan lalu saat berbagai pihak memperdebatkan apakah Ahok menodakan agama atau tidak. “Sekarang orang berdebat apakah Ahok bersikap tidak sopan terhadap Ma’ruf Amin atau bersikap sewajarnya,” ucap Yunarto.

Menurut Yunarto, situasi ini harus segera ditangani Ahok. Hal ini berkaitan dengan isu primordial yang menjadi salah satu titik lemah Ahok yang menurunkan elektabilitas Ahok pada beberapa bulan sebelumnya.

“Ini kan isunya sama, berkaitan dengan isu-isu primordial dan gaya komunikasi beliau (Ahok). Jadi kalau berkaca dengan pengalaman kemarin, isu ini sangat sensitif dengan elektabilitas Ahok,” tutur dia.

Ahok Klaim Tak Tahu Isi Telepon SBY-Kiai Ma’ruf

Dalam persidangan kasus dugaan penodaan agama pada Selasa (31/1) lalu, tim kuasa hukum menanyakan soal komunikasi antara SBY dan Ma’ruf. Komuniasi per telepon itu disebut berisi permintaan SBY agar Ma’ruf menerima kunjungan pasangan cagub-cawagub nomor pemilihan satu, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, di Kantor PBNU.

Tim kuasa hukum Ahok juga mengonfirmasi permintaan SBY agar MUI segera mengeluarkan fatwa terkait ucapan Ahok di Kepulauan Seribu pada 27 September 2016. Ma’ruf membantah hal itu. Namun tim kuasa hukum Ahok mengaku mereka punya bukti tentang komunikasi dan permintaan SBY itu.

Elektabilitas Ahok Tertinggi

Adapun menurut  rilis lembaga survei Charta Politika tentang tiga pasang cagub-cawagub DKI 2017, elektabilitas Ahok-Djarot teratas, disusul oleh Anies-Sandi dan Agus-Sylvi. Pelaksanaan survei dilakukan pascadebat I KPU DKI, yakni tanggal 17-24 Januari 2017, dengan melibatkan 767 responden di enam wilayah DKI. Sampel dipilih dengan teknik multistage random sampling. Margin of error survei ini sebesar 3,5% dan tingkat kepercayaan 95%.

Hasilnya, elektabilitas Agus Yudhoyono-Sylviana Murni sebesar 25,9%, elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat 36,8%, sementara elektabilitas Anies Baswedan-Sandiaga Uno 27%. Sebanyak 10,3% responden tidak menjawab.

“Ahok berada di peringkat pertama dengan 36,8% pada bulan Januari 2017, sementara Anies stagnan dan Agus turun jauh ke peringkat ketiga dibanding survei pada November 2016,” kata Yunarto Wijaya.

Yunarto mengatakan kenaikan elektabilitas Ahok-Djarot berkaitan dengan sidang dugaan penistaan agama. Berjalannya sidang disebut tidak membuat elektabilitas Ahok turun.

“Sidang Ahok banyak yang bertanya apakah rebound atau kemunduran pada saat sidang berjalan. Namun, ketika diuji lebih lanjut, justru meningkat. Jalannya sidang tidak membuat (elektabilitas) Ahok menurun. Namun kami belum meneliti apakah itu faktor satu-satunya atau ada yang lain,” ujar Yunarto.

Charta Politika juga menampilkan survei perbandingan siapa yang paling unggul di antara enam tokoh Cagub-Cawagub DKI pascadebat perdana. Hasilnya, sebanyak 40,5% responden menilai Ahok-Djarot unggul. Sementara itu, 25,2% menilai Anies-Sandi unggul dan sebanyak 24,3% responden menilai Agus-Sylvi unggul.

Poltracking Unggulkan Anies

Namun, Lembaga survei Poltracking Indonesia merilis hasil survei terbaru terkait Pilgub DKI 2017. Hasilnya, elektabilitas Anies-Sandi tertinggi, disusul oleh Ahok-Djarot dan Agus-Sylvi.

Survei Poltracking Indonesia dilakukan 24-29 Januari 2017. Sebanyak 800 responden dipilih dengan multistage random sampling dan diwawancara menggunakan kuesioner. Margin of error survei sebesar 3,46%.

Hasilnya, elektabilitas Agus-Sylvi sebesar 25,75%, Ahok-Djarot 30,13%, dan Anies-Sandi 31,5%. Sementara itu, sebanyak 12,62% responden tidak menjawab.

“Elektabilitas kandidat itu ada perubahan. Nomor urut 1 trennya turun, apakah terus turun ditentukan dalam dua minggu ini. Pasangan nomor 2 dan 3 naik. Kalau trennya tidak berubah, kemungkinan pilkada DKI akan dua putaran,” kata Direktur Eksekutif dan Riset Poltracking Indonesia Hanta Yuda AR di Hotel Oria, Jakarta Pusat, Rabu (1/2).

Poltracking juga membuat simulasi dua pasangan apabila Pilgub DKI berlangsung dua putaran. Berikut hasil simulasinya:

Agus-Sylvi vs Ahok-Djarot

Elektabilitas Agus-Sylvi: 45,88%

Elektabilitas Ahok-Djarot: 36,50%

Tidak jawab: 17,62%

Anies-Sandi vs Agus-Sylvi

Elektabilitas Anies-Sandi: 46,13%

Elektabilitas Agus-Sylvi: 32,75%

Tidak jawab: 21,12%

Anies-Sandi vs Ahok-Djarot

Elektabilitas Anies-Sandi: 49,88%

Elektabilitas Ahok-Djarot: 35%

Tidak jawab: 15,12%

Poltracking Indonesia juga mengukur pengetahuan responden soal program kandidat Pilgub DKI. Hasilnya, sebanyak 62,88% mengaku tahu program-program cagub-cawagub DKI, sementara 33,88% tidak tahu dan 3,24% tidak menjawab.

Program Agus-Sylvi yang menjadi top of mind responden adalah dana Rp 1 miliar untuk tiap RW. KJP dan KJS merupakan program Ahok-Djarot yang menjadi top of mind responden. Sementara itu, mayoritas responden menyebut penciptaan lapangan pekerjaan sebagai program yang diingat dari Anies-Sandi.

Selain itu, ada pula hasil survei mengenai penilaian responden terhadap debat perdana Pilgub DKI. Hasilnya, 28,63% responden menilai performa Ahok-Djarot paling baik, 26,25% menilai performa Anies-Sandi paling baik, dan ada 18,38% responden yang menilai performa Agus-Sylvi paling baik. ful, dit, mer

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry