JAKARTA | duta.co – Komisi Pemilihan Umum (KPU) mulai ketat. Capres Cawapres tidak boleh seenaknya ‘kluyuran’, apalagi keluar masuk tempat pendidikan dan ibadah. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), mengatakan, sekolah dan pesantren tidak boleh menjadi tempat kampanye.

Semua harus mentaati. Jangan karena alasan kiai, kemudian, bebas keluar masuk. Begitu juga Presiden Jokowi yang tak kunjung cuti. Karenaya, juru Bicara Prabowo-Sandi meminta Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf menaati aturan terkait larangan tersebut.

“TKN (Tim Kampanye Nasional) Jokowi-Ma’ruf harus menaati aturan ini. Kalau sekedar bertamu, silaturrahim, dan kuliah umum tidak masalah. Tapi kalau sudah ada kampanye dan penggiringan opini untuk memilih salah satu paslon, ini pelanggaran,” ujar Juru Bicara Prabowo-Sandi, yang juga Wakil Sekjen DPP PAN, Saleh Partaonan Daulay, dalam keterangan tertulisnya Kamis (11/10).

Saleh mengatakan tidak mengetahui sanksi yang dapat diberikan bila aturan tersebut dilanggar. Namun, dia meminta Bawaslu untuk memberikan sanksi atau peringatan, bagi peserta pemilu yang melanggar.

“Saya tidak tahu apa sanksinya. Bawaslu yang lebih tahu. Konsen kita, jika ada yang melanggar semestinya dijatuhi sanksi, atau paling tidak diberi peringatan,” kata Saleh.

Dia mengatakan masyarakat dapat menilai siapa peserta pemilu yang kerap melakukan kunjungan ke pesantren. Saleh meminta semua pihak untuk mentaati aturan yang berlaku.

“Soal siapa yang paling sering ke pesantren, semua sudah tahu. Silahkan kita semua menilai. Kita mengajak semuanya untuk taati aturan,” tuturnya.

Sebelumnya, Bawaslu menegaskan sekolah dan pesantren tidak boleh menjadi tempat kampanye. Penegasan ini disampaikan anggota Bawaslu Rahmat Bagja merespons pernyataan Mendagri Tjahjo Kumolo yang menyebut kampanye di sekolah dan pesantren tak masalah asal tak menggunakan anggaran daerah dan tidak melibatkan ASN.

“Tidak boleh, itu jelas. Yang berhak memperbolehkan atau tidak kan Undang-undang, baca saja UU nya, mungkin keserimpet kali, tolong ditanya lagi sama Pak Tjahjo,” kata Rahmat (10/10).

Sandi Masuk Rumah Nomor 2

Apa komentar Kiai Ma’ruf? “Lho, kan saya orang pesantren, saya mau beritahu kepada mereka saya masuk jalur struktural. Saya beri alasan, minta dukungan dan doa sesama warga pesantren,” kata Ma’ruf Amin di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (9/10/2018).

Cawapres pendamping Joko Widodo itu pun menuturkan bakal menyasar ke beberapa pesantren di daerah-daerah. “Ya sedapatnya saja, kalau semua kan tidak mungkin. Ya pesantren-pesantren besar saja,” kilahnya.

Sementara, ada yang unik dari Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno dalam perjalanan menyerap aspirasi masyarakat di Bandung.

Saat itu Sandi ingin menggali keinginan masyarakat Indramayu,Jawa Barat sekaligus melakukan napak tilas tempat  kelahiran ibunya, Mien R Uno  di Desa Penganjang, Sindang Kabupaten Indramayu, Rabu (10/10).

Sandiaga disambut kerabat hingga teman masa kecil sang ibu. Tadinya warga menyambut Sandi di kantor Desa, namun Sandi tidak jadi turun. Sebab peraturan melarang sosialisasi di kantor pemerintahan.

Hal ini jugalah yang menahan langkahnya, meski ratusan warga yang ingin melihat lebih dekat Cawapres yang diusungan Gerindra, PKS, PAN, Demokrat dan Berkarya ini telah menunggu. Akhirnya sama-sama membuntuti Sandi menuju rumah penduduk.

“Saya kemari untuk melakukan napak tilas tempat kelahiran ibu saya. Mohon  maaf saya tidak bisa menginjak kantor desa atau pemerintahan selama masa kampanye,” terang Sandi.

Saat berdialog, Sandi  secara tidak sengaja menengok nomor rumah penduduk tersebut. Rumah itu ternyata bernomor 02. “Tidak ada yang namanya kebetulan. Semua sudah diatur Allah swt. Luar biasa saya masuk rumah dengan nomor 02. Semoga ini bermakna baik,” kata Sandi. (rmol,tbn,dtc)