Tampak Prof Muzakki menyerahkan bantuan kepada Satuman, ayah almarhum Budi. (FT/IST)

SAMPANG | duta.co — Duka mendalam disampaikan Pengurus Wilayah NU Jawa Timur saat hadir pada peringatan tujuh hari meninggalnya Ahmad Budi Cahyono, Duru honorer di SMAN 1 Torjun Sampang yang meninggal setelah mendapatkan penganiyaan dari muridnya di kelas.

Pada kesempatan tersebut, Sekretaris PWNU Jatim, Profesor Ahmad Muzakki memberikan santunan kepada keluarga, sekaligus beasiswa untuk anak korban yang masih dalam usia 5 bulan di kandungan.

“Kami dari PWNU Jatim menyampaikan duka mendalam atas tragedi yang menimpa Bapak Budi,” demikian Achmad Muzakki, Kamis (8/2/2018) malam didampingi PCNU Sampang.

Dirinya juga menyampaikan bahwa, jajaran syuriyah dan tanfidziyah PWNU merasa terpukul dengan adanya kasus yang mengguncang dunia pendidikan kita.

Profesor Achmad Muzakki menyatakan, bahwa tragedi yang menimpa Guru Budi sebagai problematika dunia pendidikan yang harus diselesaikan.

“Guru saat ini bukan hanya sebagai sumber informasi dan ilmu,” kata Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya tersebut. Keberadaan guru, katanya, juga menjadi panutan untuk menuntun siswa pada cara belajar menuntut ilmu yang benar.

Secara khusus, Ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur ini juga mengemukakan bahwa keberadaan murid bukan hanya diajarkan untuk mendapatkan nilai A dan berprestasi di sekolah. “Namun juga nilai moral dan karekter yang harus diimbangi dalam proses belajar,” tandasnya.

Hal senda juga disampaikan jajaran PCNU Sampang. KH Mubasyir Mahfud mengemukakan bahwa PCNU Sampang berkewajiban terlibat dalam problematika masyarakat.

“Salah satunya dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan karakter merupakan kunci dalam meningkatkan moral murid di sekolah,” katanya.

Pada kesempatan ini, PWNU Jatim juga memberikan santunan untuk keluarga korban yang diterima oleh ayah korban, Ahmad Satuman. Pada saat yang sama juga diserahkan beasiswa pendidikan untuk anak korban yang saat ini masih dalam kandungan.

Beasiswa yang diberikan merupakan bentuk pedulian para kiai untuk suntikan moril bagi korban dan keluarga.

Malam itu ratusan orang berkumpul dan membacakan doa untuk memperingati 7 hari meninggalnya almarhum Ahmad Budi Cahyono. Sejumlah warga terlihat larut membacakan kalimat thayyibah yang dipimpin tokoh masyarakat setempat. (mah)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry