
PAMEKASAN | duta.co – Dua kasus pembunuhan dalam waktu berdekatan kembali mengguncang Kabupaten Pamekasan. Setelah insiden sadis di Batumarmar, masyarakat kini dikejutkan lagi oleh peristiwa serupa di wilayah kota. Kondisi ini memicu keprihatinan publik, termasuk dari kalangan akademisi dan praktisi hukum.
Akademisi dan pengacara ahli hukum pidana, Ribut Baidi, angkat bicara dan menilai situasi ini harus menjadi alarm serius bagi aparat penegak hukum dan masyarakat.
“Dalam dua hari saja terjadi dua kasus pembunuhan. Ini sangat memprihatinkan dan harus menjadi perhatian serius semua pihak, terutama Polres Pamekasan untuk lebih sigap memperkuat program Kamtibmas,” terangnya, Minggu (9/11/2025).
Ribut, begitu disapa, menekankan pentingnya kolaborasi erat antara kepolisian dan masyarakat dalam menjaga keamanan. Menurutnya, keamanan bukan hanya tugas aparat, namun tanggung jawab bersama.
“Kerja sama sinergis antara polisi dan masyarakat adalah kunci utama mencegah tindak kriminal. Pamekasan harus tetap aman, damai, dan kondusif,” ujarnya.
Ia juga mendorong Polres Pamekasan meningkatkan operasi senjata tajam (sajam) dan senjata api (senpi) sebagai langkah preventif untuk menekan potensi tindak kejahatan.
Tak hanya pendekatan hukum, Ribut Baidi mendorong adanya gerakan moral dan spiritual yang melibatkan masyarakat luas.
“Ke depan, penting ada gerakan doa dan shalawat bersama untuk Bumi Gerbang Salam, disertai imbauan kepatuhan hukum dan penguatan hubungan sosial antar warga,” tambah Dosen Hukum Pidana Universitas Islam Madura (UIM) tersebut.
Ia menegaskan, upaya menciptakan rasa aman harus dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan. “Intinya, masyarakat dan kepolisian harus berjalan bersama mencegah munculnya kejahatan dan tindakan yang merugikan,” tutupnya. (bib/rilis)





































