Rani Dwi Mahesti, bisa jadi sarjana Ilmu Komunikasi di tengah jadwal kerjanya yang sangat padat. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Kondisi ekonomi tidak pernah menghalangi Rani Dwi Mahesti untuk bisa meraih pendidikan tinggi. Hingga akhirnya dia berhasik meraih gelar sarjana Ilmu Komunikasi Untag Surabaya walau ditempuhnya selama 14 semester.

Gadis kelahiran Surabaya 1998 lalu itu mendapat dukungan ibunya untuk melanjutkan kuliah walau ekonomi pas-pasan. Pokoknya harus jadi sarjana.

Akhirnya, Rani memilih Untag Surabaya. Kuliah dia jalani dengan baik. Hingga akhirnya di semester lima, ada beasiswa pramugari dan pilot dari Pemkot Surabaya.

Kesempatan itu tidak disia-siakannya. Dia pun mendaftar dan diterima untuk ikut sekolah pramugari kerjasama Pemkot Surabaya dengan maskapai Citilink Indonesia.

Kuliah yang sudah ditempuh selama lima semester harus ditinggalkannya sementara. “Saya ambil cuti. Dan ternyata setelah pelatihan enam bulan langsung bekerja sebagai pramugari. Langsung ambil cuti,” tuturnya.

Keasyikan kerja ternyata cutinya sudah tiga tahun atau enam semester. Selain memang sibuk kerja, basecamp Reni di Jakarta sehingga tak memungkinkan untuk disambi kuliah.

Sampai saat pandemi Covid-19, Rani merasa itulah saatnya di kembali ke kampus. Beruntung Untag Surabaya masih mau menerima. Gayung bersambut, basecamp Reni dipindah ke Surabaya.

“Akhirnya bisa berlanjut dan saya bisa lulus walau harus ekstra meluangkan waktu antara karier dan kuliah,” tandasnya.

Di wisuda ke-127 periode II Semester Genap 2022/2023, Untag Surabaya mengukuhkan 1.876 wisudawan yang berasal dari empat jenjang studi.

Prosesi wisuda terbagi menjadi dua sesi, dengan 938 wisudawan hadir dan dikukuhkan  pada Sabtu (2/9/2023) dan 938 wisudawan lain ldikukuhkan pada Minggu (3/9/2023).

Rektor, Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, memimpin langsung seluruh prosesi wisuda dari awal hingga akhir acara.wisuda dengan tema ‘Bersiap untuk Keberlanjutan’.

Prof Nugroho mengatakan jika Untag Surabaya mempersiapkan lulusannya dengan kebutuhan yang relevan dengan perkembangan zaman, salah satunya adalah berpikir terkait keberlanjutan. “Keberlanjutan adalah berpikir secara komprehensif dan tidak ego-sektoral.

Keberlanjutan dibutuhkan dalam menunjang keberlangsungan hidup umat manusia di muka bumi ini. Contoh dari hidup dengan konsep berkelanjutan bisa diwujudkan dalam hal-hal sederhana dan konkrit seperti penggunaan listrik dengan bijaksana, mengurangi sampah makanan, dan konsumsi plastik sekali pakai,” tegasnys. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry