Keterangan foto kedaipena.com

JAKARTA | duta.co –  Di luar dugaan Prabowo Subianto. Pertemuan di Ballroom Hotel Sari Pacific, Jakarta, Sabtu ( 22/9/2018), benar-benar membuat Prabowo semakin tegar. Dia tiba-tiba kembali naik podium.

“Saya tidak menduga atas pernyataan sikap ini, saya tidak berharap, karena ingin menghormati kebebasan saudara-saudara untuk menilai dan memilih,” ungkap Prabowo dengan tercekat sesaat.

Maklum, lebih dari 300 Jenderal ( Purn) dari berbagai kesatuan dan para intelektual, begitu usai mendengar paparan ‘Paradoks Indonesia’ yang disampaikan Prabowo, langsung teken tandatangan dukungan.

Mereka bukan sekedar dukung dan berpangku tangan, tetapi, para jenderal senior ini bertekat bulat berjuang habis-habisan untuk memenangkan pasangan dengan nomer urut 2 Prabowo-Sandi dalam pilpres 2019 nanti.

Kulihat Ibu Pertiwi

Ruang pertemuan itu seakan menjadi saksi bangkitnya militansi rasa nasionalisme dan bela negara. Pertemuan yang tadinya bertema bedah buku Paradoks Indonesia  karya Prabowo Subianto itu berubah suasananya seperti briefing pasukan yang siap bertempur menuju medan laga.

Lagu pembuka Indonesia Raya yang kemudian disambung dengan “Kulihat Ibu Pertiwi” mengoyak nurani para tentara tua ini. Tak jarang para Jenderal Gaek menghapus air mata, tampak juga wajah Prabowo Subianto yang sedih menyaksikan masa depan Indonesia.

“Mereka seakan terluka, mereka sedih, mereka prihatin melihat Indonesia yang makin terpuruk dan sakit seperti saat ini,” demikian seorang purnawariwan jenderal berbintang tiga.

Saat Prabowo menyampaikan pandangannya soal Paradoks Indonesia, berkali -kali tepuk tangan  dan kepalan tangan diacungkan Para Jenderal ini. Apalagi pandangan-pandangan  Prabowo  dalam  buku Paradok Indonesia diperkuat paparan  Ilmiah dari menantu Bung Hatta yang juga Guru Besar Universitas Indonesia, Prof  Dr Sri Edi Swasono. Edi sangat mendukung konsep ekonomi kerakyatan Prabowo Subianto.

Prabowo, mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu menjelaskan, sikap para senior itu diterima sebagai penugasan, suatu kehormatan yang sangat besar karena banyak purnawirawan Jenderal TNI Polri yang hadir dalam acara tersebut.

“Saudara-saudara adalah senior senior saya, guru guru saya, mentor mentor saya yang menggembleng saya dari kecil. Bahwa saudara menegaskan saya untuk menjadi pembawa bendera merah putih adalah kehormatan yang sangat besar bagi saya,” tutur Prabowo.

Karena itu, Prabowo bertekad untuk memberi segala yang ada pada dirinya, baik seluruh tenaga dan pikiran untuk bersama-sama dengan ratusan Jenderal tersebut untuk kembali merebut  kedaulatan bangsa Indonesia pada Pilpres 2019 mendatang.

“Terimakasih, atas kepercayaan saudara saudara, ini adalah kehormatan yang sangat besar bagi saya. Inilah perjuangan kita, inilah pertempuran kita yang terakhir merebut kembali kedaulatan bangsa Indonesia. Terimakasih,” tandas Prabowo yang disambut tepuk tangan dari para ratusan jenderal purnawirawan dan tokoh intelektual yang hadir dalam acara tersebut.

Biarpun Badan Hancur

Saat acara selesai  para  pensiunan Jenderal itu berebut bersalaman hingga ada yang menangis, menitikkan air mata lantaran harapan besarnya agar Prabowo bisa menyelamatkan negeri ini.

Lebih dari 300 Jenderal ( Purn) itu  terdiri dari  beberapa  mantan Panglima, Mantan KSAD , Mantan Pangkostrad, Mantan KSAU , KSAL, Mantan  Kapolri, Mantan KABAIS, dll. Mereka semua adalah Jenderal pejuang yang ada di garis lurus saat dulu bertugas.

Tak heran bila mereka merasa sakit atas keadaan negara saat ini. Meski sudah purnawirawan, mereka yakin punya kemampuan untuk menggerakkan massa  dalam rangka  membantu memenangkan Praboowo-Sandi.

Mereka  bakar semangat nasionalisme itu dengan menyanyikan himne saat mereka digembleng di Lembah Tidar yang antara lain syairnya  berbunyi: “Biarpun  Badan Hancur Lebur Kita Akan Bertempur Membela Keadilan Suci Kebenaran Murni”. (rls,net)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry