JAKARTA | duta.co – Hasil survei sejumlah lembaga survei menunjukkan tren capres -cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno hampir menyalip Jokowi-Ma’ruf Amin. BPN Prabowo-Sandi pun semakin yakin pada Februari 2019 Prabowo-Sandi bisa menyalip petahana.
Dari hasil survei Puskaptis, pasangan calon (paslon) Joko Widodo-Maruf Amin hanya terpaut unggul 4,1 persen dari Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. “Survei itu ada kemiripan dengan survei internal kami, artinya bagi kami survei tersebut mendekati kepercayaan publik dan survei itu dilakukan dengan cara yang benar,” kata Jurubicara BPN Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahaean.
Elektabilitas paslon Jokowi-Maruf 45,9 persen, sementara Prabowo-Sandi mencapai 41,8 persen. Adapun, untuk responden yang belum menentukan pilihan sebesar 12,3 persen. Menurut Ferdinand, perolehan itu menunjukkan elektabilitas Prabowo-Sandi mengalami kenaikan yang signifikan. Bahkan diprediksi bisa melampaui paslon nomor urut 01 pada Februari mendatang.
“Iya, jarak elektabilitas Prabowo dengan Jokowi semakin dekat. Ya Februari nanti pertengahan atau akhir, elektabilitas kami sudah menyalip Jokowi-Ma’ruf dan kami unggul di atas 55 persen lah,” kata Ferdinand.
Lebih lanjut, Jubir BPN ini meyakini simpati publik kepada Prabowo-Sandi semakin menguat dan hasil survei tersebut perwujudan rakyat yang menginginkan perubahan.
“Ini bukti betapa besar arus perubahan yang tumbuh di tengah masyarakat. Ini buah kerja keras rakyat dan akan terus tumbuh. Kami saat ini berada di jalur yang benar,” pungkasnya.
Salah bukti Prabowo-Sandi banyak disuka masyarakat antara lain terlihat dari sumbangan dana yang masuk ke pasangan capres-cawapres ini. Cawapres Sandiaga Uno mengatakan dirinya mendapat sumbangan dari masyarakat dengan KTP belum tervalidasi.
“Jumlah sumbangannya itu antara Rp 1 juta-RP 1,5 juta. Karena ini bagian yang kita terima di masyarakat, KTP-nya belum tervalidasi. Ada juga yang informasinya belum lengkap,” ujar Sandiaga di Media Center Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga di Jl Sriwijaya I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (31/1/2019).
“(Sumbangan) seperti air bah, tsunami, masuk kepada kita. Sementara mesin kita belum bisa di lapangan. Orang-orang itu memberikan uang Rp 100 ribu, Rp 150 ribu, maupun yang kecil sendiri,” sambung dia.
Sandiaga menyatakan, tim akan memperbaiki validasi identitas para penyumbang. Sandiaga menganggap laporan JPPR sebagai tantangan guna merapikan administrasi data penyumbang. “Akan kita validasi,” sambung Sandiaga. (rmol/det)
Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry