JAKARTA | duta.co — Peringatan 14 tahun musibah gempa dan tsunami Aceh akan dihadiri calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto. Peringatan digelar hari ini, Rabu (26/12). Prabowo akan tiba sekitar pukul 10.00 WIB melalui Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang Aceh Besar.
Menurut Presidium Pusat Gerakan Nasional Prabowo Presiden (PGNPP), Cut Mutia, Prabowo menganggap Aceh menjadi salah satu daerah Istimewa. Sebab, sambung Mutia, telah banyak berjasa dan berkorban untuk bangsa Indonesia sejak dulu.
“Pak Prabowo punya kesan tersendiri apalagi mayoritas masyarakat Aceh mendukung Prabowo jadi presiden,” tambah Mutia.
Selain menghadiri peringatan 14 tahun musibah gempa dan tsunami, Prabowo juga akan menggelar pertemuan dengan ulama dan tim pemenangannya di Aceh.
Adapun rangkain peringatan 14 tahun musibah gempa dan tsunami Prabowo bersama nelayan dan pedagang ikan di TPI Lampulo akan berziarah ke kuburan massal korban gempa dan tsunami di Siron, Aceh Besar.
Jadikan Pelajaran Berharga
Gelombang tsunami yang terus menghajar negeri dan mengakibatkan banyaknya korban, harus menjadi pembelajaran berharga. “Ke depan, tak boleh terulang, kita harus mengembangkan sistem peringatan dini yang dibangkitkan oleh longsor bawah laut dan erupsi gunung api,” ungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Selasa (25/12).
Sebab, kata Sutopo, Indonesia memiliki 127 gunung aktif dimana 13 persen populasi gunung api aktif di dunia berada di Indonesia. “Ini semua berpotensi dan menimbulkan tsunami,” ujarnya.
Bercermin pada catatan sejarah, tsunami Indonesia 90 persen dibangkitkan oleh gempa bumi dan 10 persennya dibangkitkan oleh longsor bawah laut serta erupsi gunung api. Lucunya, “Indonesia tidak memiliki sistem peringatan dini tsunami yang dibangkitkan oleh longsoran bawah laut dan erupsi gunung api,” tegasnya.
Ini harus menjadi skala prioritas. Untuk apa kita gagah-gagahan di sektor infrastruktur kalau ternyata deteksi dini tsunami yang dibangkitkan oleh longsoran bawah laut dan erupsi gunung api tak dimiliki. Korban akan terus berjatuhan. (rus,rmol)
