Wakil Rektor III Unusa, Ima Nadatien berbincang dengan Ketua PPTSI Soegianto Soelistiono di sela-sela acara workshp di Kampus B Unusa Jemursari, Jumat (28/4). DUTA/endang

SURABAYA | duta.co- Sistem Informasi Manajemen di sebuah perguruan tinggi (PT) memang tidak mudah disediakan. Karena penyediaannya membutuhkan dana yang tidak sedikit. Sekitar Rp 5 miliar yang harus disiapkan PT untuk bisa memiliki SI yang bagus meliputi penyediaan data center, blue print management dan sumber daya manusia (SDM) profesional. Semua itu berharga mahal.

Karena keterbatasan itulah, banyak PT yang masih belum memiliki SI manajemen yang layak dan mumpuni. Padahal di zaman yang serba online seperti ini, ketersediaannya sangatlah dibutuhkan.

Karena itulah, Pusat Pengolahan Teknik Sistem Informasi (PPTSI) Universitas Airlangga (Unair) menggandeng Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) memberikan workshop atau prlatihan khusus bagaimana mengelola SI Manajemen di kampus bagi 50 perguruan tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) di seluruh Indonesia,

Ketua PPTSI Unair, Soegianto Soelistiono mengatakan pelatihan dengan melibatkan PTNU ini karena NU berupakan organisasi yang besar dan massif. “Dari sanalah, kami berpikir kalau lembaga pendidikan tinggi dari sebuah organisasi besar sudah dirangkul dan dimajukan Insha Alloh pendidikan itu akan merata,” tandasnya di sela acara di Kampus B Unusa Jemursari Surabaya, Jumat (28/4).

Bukan hanya pelatihan dan workshop, namun PPTSI akan mendampingi PTNU itu agar bisa mandiri dalam.mengelola sistem informasi manajemennya. Pendampingan itu kata Soegianto akan berlangsung selamanya.

“Bahkan tidak hanya pendampingan tapi kami akan siapkan tiga unsur yang biayanya mahal itu di masing-masing PTNU di seluruh Indonesia yang  berjumlah 230 lembaga. Kami akan siapkan data center, blue print management dan sumber daya manusia (SDM) profesional. Pokoknya PTNU tidak mengeluarkan uang sepeserpun,” jelasnya.

Untuk bisa merealisasikannya, PPTSI menyiapkan dana sekitar Rp 10 miliar. Dana ini kecil dibandingkan kalau PTNu harus menyiapkan semuanya sendiri. “Karena kolektif jelas jauh lebih murah,) tandasnya.

Persiapan sistem informasi manajemen di kampus-kampus NU di seluruh Indonesia itu sebenarnya ada kolerasi dengan pengisian data kampus secara lrngkap dan komprehensif ke fider data Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti). Saat ini pengisian data itu tidak lagi dilakukan secara manual. Sehingga tidak terjadi penumpukan hard copy di Kemristekdikti.

Untuk bisa mengisi data di fider Kemriatekdikti, kampus memang perlu meniliki sistem sehingga data yang diunggah bisa valid dan mudah. “Unggahan itu dilakukan setiap semester. Dan tidak boleh terlambat. Kalau semester ganjil itu antara Februari dan Maret sementara semester genap di Agustus hingga September,” tambah Wakil Rektor III Unusa, Ima Nadatien.

Data-data yang harus diunggah ke fider Kemristekdikti itu kata Ima, meliputi semua kegiatan kampus, mulai mahasiswa, dosen hingga prestasi yang diraih sivitas akademikanya. Sehingga tak mengherankan data yang diisi itu bisa mrnentukan peningkatan akreditasi baik akreditasi program studi, fakultas maupum lembaga pendidikan tinggi itu sendiri. end

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry