SURABAYA | duta.co – Berawal dan termotivasi dari kejadian pada tahun 2019, yang pada saat itu terjadi kecelakaan pada proses sandar kapal di Terminal Peti Kemas Semarang, kapal yang akan bersandar menabrak Container Crane. Di beberapa pelabuhan juga terdapat kecelakaan dalam proses sandar kapal.
Dalam proses sandar, terdapat prosedur yang telah ditentukan agar proses sandar berjalan dengan baik dan aman. MANSIM berbasis Mathematical Modeling Group (MMG) tersebut dibangun untuk menentukan prosedur tersebut.
Tim peneliti dari PPNS yang diketuai Dr. Eng. I Putu Sindhu Asmara, ST., MT., MRINA bekerjasama dengan PT TPS dan PT DMC dengan pendanaan Penelitian Terapan Dosen Vokasi, RISPRO 2022 membuat ketiga sistem tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan awareness para stakeholder di Kementerian Perhubungan atas pemenuhan kriteria keselamatan pada standar operasional prosedur sandar kapal.
Selain itu, juga menyiapkan sistem untuk persiapan dan pemantauan proses sandar kapal. Sistem ini (https://www.youtube.com/watch?v=HRh11X7h6oA) sangat bermanfaat untuk proses pemanduan, khususnya dalam rangka menyiapkan infrastruktur untuk implementasi e-pilotage.
“Sistem AIS membantu pemantauan posisi, kecepatan, dan course over ground kapal selama berada di dalam alur, sedangkan sistem BAS membantu pemantauan pada proses sandar dengan memberikan early warning system berupa sirine apabila kecepatan dan heading kapal tidak sesuai dengan standard PIANC (Permanent International Association of Navigation Congresses). Sistem ini menjawab bagaimana menurunkan collision risk dan akurasi dimulainya perhitungan dwelling time di Pelabuhan,” jelasnya.
Dalam focus group discussion Kepala PUI Kekal ITS (Dr. Eng. Dhimas Widhi Handani, S.T., M.Sc) memaparkan tentang perkembangan pusat unggulan iptek keselamatan kapal dan instansi laut. Dalam focus group discussion yang diselenggarakan pada Kamis, (13/10/2022) dihadiri beberapa stakeholder terkait proses sandar antara lain, Pusat Unggulan Iptek (PUI) Keselamatan Kapal dan Instansi Laut (KEKAL) ITS, Distrik Navigasi Kelas 1 Surabaya, Dirjen Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan dan Politeknik Pelayaran Surabaya.
Selain itu, industri yang terkait juga hadir antara lain PT. Pelindo Terminal Petikemas, PT. Alur Pelayaran Barat Surabaya, PT. Terminal Petikemas Surabaya, PT Dharma Lautan Utama.
Dalam FGD ini, industri memberikan beberapa masukan atas sistem yang dibuat. Hal ini untuk meningkatkan performa dari sistem. “Sistem ini sangat membantu dalam proses kepanduan kapal ketika kapal sandar” Tutur Firmaniansyah, Direktur Utama PT. PT. Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS).
Salah satu peserta FGD, Shofa Da’i Robbi, mengatakan, “Simulator ini sangat membantu dalam perencanaan dermaga baru serta perijinan operasionalnya,” tutur pria yang menjabat sebagai Pengawas Operasional Kenavigasian di Distrik Navigasi Kelas 1 Surabaya, Dirjen Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan tersebut. (loe/nzm)