MALANG | duta.co – Di usianya yang ke 49 Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah menunjukan keberadaannya. Bahkan Presiden Jokowi sangat mengapresiasi profesi perawat terutama dalam penanganan pandemi Covid 19 tahun lalu. DPD PPNI Kota Malang juga menyelenggarakan berbagai acara dan lomba yang diikuti animo tinggi 297 peserta.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PPNI Malang, DR Yoyok Prasetyo M Kep Sp Kom. Jika tiga tahun sudah tidak menyelenggarakan acara HUT PPNI, hingga sebagai bentuk rasa syukur, dengan menggelar acara ulang tahun secara meriah sebagai ajang silaturahmi. Lewat HUT ini pula sebagai upaya menyatukan suara enam ribu perawat di Kota Malang untuk menyemarakan perhelatan ini.
“Seperti kita ketahui Perawat menjadi garda terdepan dalam penanggulangan pandemi Covid 19,” ungkap Yoyok, Sabtu, (11/03) usai memimpin upacara di lapangan Volley RST dr Soeprapen.
Ketua PPNI Kota Malang selanjutnya menyampaikan pula, jika Perawatlah yang berhadapan dengan penderita Covid selama 24 jam di Rumah Sakit. Dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang tidak hanya pikiran dan tenaga, bahkan nyawa taruhannya. Hingga ada tiga perawat anggota PPNI Kota Malang yang menjadi korban pandemi.
“Bahkan Presiden Jokowi memberikan penghargaan secara kenegaraan, yang diserahkan kepada ahli warisnya,” ucapnya.
Pria yang juga Dekan Fikes UMM ini menerangkan pula jika dalam event ini berbagai lomba digelar. Baik yang bersifat fisik maupun edukasi. Lomba yang bersifat fisik diantaranya
Lomba Bulutangkis, Tenis Meja, Bola Voly. Sedangkan yang bersifat edukasi, para perawat berlomba membuat Video penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.
“Indikator kreatifitas dalam membuat Video edukasi tersebut yang kami nilai,” tandas Yoyok.
Ketua Panitia HUT PPNI Kota Malang, Didik Harianto menambahkan, bahwa perayaan HUT PPNI ke 49 ini diikuti 219 peserta dari 29 Dewan Komisariat yang ada di Malang. Puncak dari peringatan HUT PPNI sendiri akan digelar 17 Maret, yang dipusatkan di Graha Sabha dan lapangan Volley RST dr Soeprapen.
“Dimana puncaknya digelar lomba tumpeng encek. Hal ini sebagai upaya PPNI Kota Malang untuk ikut nguri-nguri atau melestarikan budaya,” pungkasnya.