Penyerahan bantuan alat tensi dari BEM FK Unusa untuk warga Desa Jaddih Bangkalan. DUTA/ist

BANGKALAN | duta.co  Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (FK Unusa) melaksanakan kegiatan Program Penguatan Kapasitas Organisasi (PPKO) yang berlangsung di Balai Desa Jaddih, Bangkalan, Madura.

Kegiatan ini merupakan bagian dari skema Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) yang dikelola oleh Kemendikti Saintek.
Dengan mengusung tema “Optimalisasi Peran Mahasiswa dalam Mitigasi Hipertensi Berbasis Komunitas Menuju Masyarakat Kardiovaskular yang Lebih Sehat di Desa Jaddih Bangkalan”, kegiatan ini melibatkan 14 mahasiswa lintas program studi, Kedokteran dan Keperawatan, serta didampingi oleh satu dosen pembimbing.

Kegiatan dibuka secara simbolis dengan pemotongan tumpeng oleh Dekan Fakultas Kedokteran Unusa, Dr dr Handayani, MKes., yang juga menyerahkan bantuan alat kesehatan dan tanaman TOGA (Tanaman Obat Keluarga) seperti jahe, seledri, kumis kucing, kemangi, dan daun salam kepada kepala desa.

Beragam agenda dilaksanakan selama kegiatan ini, di antaranya penyuluhan kesehatan tentang hipertensi, ceramah Islami tentang pentingnya menjaga kesehatan, pelantikan kader kesehatan desa yang terdiri dari bidan dan kepala dusun dengan penyematan pin serta distribusi logbook hipertensi, hingga pemeriksaan kesehatan gratis untuk warga.

Tak hanya itu, panitia juga menggelar festival toga, berupa edukasi cara menanam dan memanfaatkan tanaman obat keluarga sebagai antihipertensi. Warga Desa Jaddih juga mendapatkan bibit toga yang bisa dirawat di rumah sebagai bentuk kampanye gaya hidup sehat yang murah dan berkelanjutan.

Dokter Handayani menekankan pentingnya peran mahasiswa sebagai agen perubahan dalam memperkuat kapasitas masyarakat, khususnya dalam hal mitigasi hipertensi. “Kami ingin mahasiswa tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga mampu terjun langsung ke masyarakat, memahami persoalan kesehatan secara nyata, dan membantu memberikan solusi berbasis komunitas,” jelasnya.

Pemberdayaan kader lokal juga menjadi fokus utama, dengan harapan kader desa mampu menjadi mitra strategis dalam edukasi serta pemantauan tekanan darah masyarakat secara berkala. Pendekatan medis juga dikombinasikan dengan pendekatan religius agar pesan-pesan kesehatan dapat diterima secara lebih menyeluruh dan kontekstual.

Ketua BEM FK Unusa, Indra Mukti WIjaya, menambahkan bahwa PPK Ormawa ini bertujuan meningkatkan kapasitas mahasiswa dalam pengabdian multidisipliner, sekaligus menginisiasi terbentuknya desa binaan dengan sistem pemantauan hipertensi berbasis logbook dan pemanfaatan toga.

Sementara itu, perwakilan perangkat desa, KH Muqofi, turut mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini. “Saya sangat berterima kasih Unusa telah menyelenggarakan acara yang luar biasa bermanfaat dan insya Allah berkah ini. Semoga program-program yang dilakukan juga bisa berkelanjutan. Antusias warga sangat bagus dan penyajian materinya dapat dipahami,” ujarnya.

Ia juga mengapresiasi peran aktif mahasiswa dalam memfasilitasi seluruh kebutuhan kegiatan. “Terlebih panitia dari mahasiswa sangat memfasilitasi mulai dari konsumsi hingga tanaman toga anti hipertensi untuk dibagikan kepada warga. Kami membantu untuk fasilitas tempat saja, mereka sudah semangat luar biasa,” tambahnya.

Salah satu warga Desa Jaddih, Kamila, juga memberikan tanggapan positif terhadap kegiatan ini. “Acaranya luar biasa, sangat bermanfaat. Karena memang di sini banyak yang hipertensi. Jadi ada yang sudah tahu dan juga ada yang belum tahu tentang hipertensi ini,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa Unusa menunjukkan komitmennya dalam mendorong kolaborasi antara institusi pendidikan, tenaga kesehatan, tokoh agama, dan pemerintah desa untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan mandiri. ril/hms

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry