Launching dan peresmian Icast oleh KH. Hasan Abdullah Sahal, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor. (FT/hepifauzi)

SURABAYA| duta.co – Inovasi wakaf produktif untuk penguasaan ekonomi Indonesia. Inilah tema diskusi National Waqf Caring Day yang merupakan rangkaian acara Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF)  ke 5 oleh Bank Indonesia di Grand City, Surabaya, Rabu (12/12/2018).

Seperti kita tahu, wakaf adalah tradisi didalam sejarah peradaban Islam yang saat ini perlu dikembangkan, sehingga menjadi kekuatan ekonomi, pendidikan dan kekuatan sosial umat islam. Tak bisa dipungkiri, saat ini umat Islam hanya mengenal  infaq, zakat dan sedekah, tetapi tidak banyak yang mengenal wakaf.

Padahal dengan berwakaf dalam sejarah Islam, umat Islam dapat memberikan kesejahteraan bagi umatnya, umat selain Islam diberbagai bidang kehidupan.

Prof Dr M Nuh, Ketua Pelaksana Badan Wakaf Indonesia (BWI) menuturkan, wakaf seakan menjadi oksigen dan kesempurnaan wakaf itu sendiri ada dalam pertemuan.

“Pertemuan antara ghirah Bank Indonesia, ghirah perbankan syariah, aktivis wakaf, siapapun yang ingin negara ini maju dan punya martabat, di situlah letak kesempurnaannya,” ungkapnya.

Dalam kegiatan tersebut, juga ada launching International Center for Awqaf Studies (ICAST) oleh KH Hasan Abdullah Sahal, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor.

Edukasi Ekonomi Syariah

ICAST didirikan Universitas Darussalam Gontor (UNIDA) bekerjasama dengan Bank Indonesia dan Badan Wakaf Indonesia.

“ICAST didirikan dalam rangka mencetak dan membina nadzir wakaf profesional. Dijalankan dengan sistematis dan berkesinambungan,” ujar Wakil Rektor II UNIDA Gontor Dr Hamid Fahmy Zarkasyi, M Ed M Phil.

Erwin Rijanto, Deputi Gubernur Bank Indonesia  dalam sambutannya mengatakan, sesuai dengan pengembangan blue camp pengembangan ekonomi syariah Bank Indonesia, tahun 2018 ini merupakan tahun akhir sekaligus penentu tahap peletakan pondasi pengembangan ekonomi syariah.

Selanjutnya, tahun 2019 nanti akan memasuki fase kedua yaitu memperkuat strategi pengendalian ekonomi syariah.

“Pengalaman diberbagai negara menunjukan ekonomi syariah memiliki potensi sebagai sumber pertumbuhan perekonomian. Kinerja ekonomi syariah di dunia memperlihatkan potensi yang besar dan terus berkembang. Pada tahun 2023 diperkirakan volume industri halal dan keuangan syariah global tumbuh mencapai 6,8 triliun dollar Amerika Serikat,” imbuhnya.

Ia menambahkan, Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia memiliki peluang besar menjadi pemain utama dalam perekonomian syariah global. Untuk mewujudkan berbagai potensi dan perkembangan ekonomi syariah, Bank Indonesia telah menerbitkan blue print pengembangan ekonomi syariah.

“Fokus strategi pengembangan sesuai dengan program pemerintah yaitu mendukung pencapaian kemandirian ekonomi nasional. Strategi utama tersebut ditopang oleh tiga pilar pengembangan. Pertama, pemberdayaan ekonomi syariah. Kedua, pengembangan pasar keuangan syariah. Ketiga, penguatan research dan nilai edukasi ekonomi syariah,” sambungnya. (fzi)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry