Kaprodi PGSD UM, Nataria Wahyuning Subayani, MPd Duta/Humas UMG

GRESIK | duta.co – Dosen adalah ‘jantung’ perguruan tinggi (PT). Pasalnya keberadaan dosen sangat menentukan mutu pendidikan dan lulusan yang dilahirkan PT, di samping secara umum kualitas dari pengelolaan institusi  PT itu sendiri.

Oleh karena itu Program Studi (Prodi) S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) terus berikhtiar dalam meningkatkan kualitas Prodi. Salah satunya dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dosen melalui studi lanjut. Selain yang tidak kalah pentingnya bagi prodi sendiri dengan peningkatan akreditasi.

“Kita berupaya agar dosen-dosen di Prodi PGSD terus meningkatkan kualitasnya. Kenapa?  Jika para dosennya bermutu tinggi, maka kualitas PT juga akan tinggi, demikian pula sebaliknya,” ujar Kaprodi PGSD UMG, Nataria Wahyuning Subayani, MPd.

Apalagi program penungkatan kualitas dosen ini sangat didukung oleh pimpinan universitas dengan mmberikan hadiah umrah bagi dosen yang bisa meraih gelar guru besar (profesor)sebelum usia 36 tahun.

Hal ini menurut Nata, sapaan akrab wanita kelahiran Ngawi ini, menjadi cambuk tersediri mengingat seluruh dosen PGSD memiliki disiplin ilmu yang linear dengan bidang ke-SD-an serta sebagian besar belum berusia 36 tahun. Sehingga hadiah dari institusi tersebut sangat mungkin untuk diraih.

Peningkatan kualitas dosen, lanjut Nata dapat dilakukan melalui Tridarma PT, yakni pendidikan pengajaran, penelitian dan pengbdian, peningkatan jenjang pendidikan, keikutsertaan dosen dalam berbagai event baik yang biasanya diselenggarakan oleh Dikti (nasional) maupun ajang internasional.

Peningkatan pendidikan pengajaran dilakukan melalui program LS (Lesson Study) yang diselenggarakan oleh Prodi PGSD di tiap semester. Dan hasil dari program LS ini adalah publikasi artikel ilmiah pada forum LS Internasional (ICLS) International Conference of Lesson Study. Salah satunya di Malang pada tahun lalu penyelenggaraan ICLS. Setiap tahun sekali semua disen PGSD melakukan penelitian, dan alhamdulillah pada tahun ini semua dosen PGSD mendapat hibah penelitian dari dikti pada skema PDP (Penelitian Dosen  Pemula).

Nata pun patut berbangfga diri, pasalnya Prodi yang dipimpinya itu telah terakreditasi B, sekaligus  menjadi satu-satunya Program studi S1 PGSD di Indonesia, khususnya wilayah Pantau Utara (Pantura) Jawa yang berupaya mewujudkan calon guru SD yang  hafal Alquran (minimal)  juz 30.

Selain melalui pendidikan, Nata juga menngingatkan, peningkatan kualitas seorang dosen juga bisa dilakukan melalui keikutsertaan di workshop-workshop, pelatihan, penataran, serta keanggotaan pada forum Himpunan Dosen PGSD Indonesia dan Asosiasi Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan Perguruan Tinggi Muhammadiyah se-Indonesia.

“Bagaimanapun kualitas diri dan perkembangan kualitas dosen ini tidak bisa disepelekan.  seorang dosen harus memprioritaskan mutu pendidikan daripada sekedar masuk kelas dan menyebarkan informasi,” tandas wanita yang mendapatkan hibah dikti 2017 untuk Penyusunan Modul IPA terkait literasi  sains dan miskonsepsi ssains di PGSD  ini. rum

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry