PSK ANAK: Kamid, pria hidung belang yang menggunakan jasa PSK anak saat diamankan bersama korbannya di Mapolrestabes Surabaya, kemarin.

SURABAYA | duta.co – Meski mengaku tidak tahu jika pekerja seks komersial (PSK) yang sedang diajaknya ‘bercinta’ masih anak di bawah umur, Kamid bin Kasimin (34), warga Dusun Jubleg, Desa Gerih, Kabupaten Ngawi yang indekos di Jalan Yos Sudarso 25 Medaeng, Sidoarjo ini terpaksa berurusan dengan polisi. Pasalnya, Ia terbukti ‘bercinta’ dengan Mawar yang masih berusia 15 tahun di sebuah wisma Setia Kawan Jalan Sememi, Benowo Gang I/1 Surabaya.

Kejadian itu bermula saat Kamid mendatangi eks lokalisasi tersebut untuk melihat-lihat apakah masih ada wisma yang tetap beroperasi. Selanjutnya, Kamid masuk ke wisma Setia Kawan yang nampak masih menyediakan jasa prostitusi.

Kamid kemudian ditawari oleh seorang mucikari yang sampai saat ini masih dalam pengejaran (DPO) untuk memilih Mawar. Kepada Kamid, mucikari tersebut mengaku jika Mawar sudah berusia 25 tahun dan bertarif Rp 160 ribu sekali kencan.

“Saya nggak tahu kalau Mawar itu umurnya 15 tahun, soalnya mucikari mawar ngomong kalau dia sudah 25 tahun. Karena saya tertarik akhirnya saya pakai,” aku Kamid di Mapolrestabes  Surabaya, Jumat (3/2).

Sementara Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Shinto Silitonga mengatakan, jika penggerebekan oleh Unit PPA Satreskrim dan Sabhara Polrestabes dilakukan berdasar informasi masyarakat yang kerap melihat wisma tersebut tetap menyediakan layanan prostitusi.

“Saat kami lakukan penggerebekan, Minggu (26/2) lalu, kami dapati yang bersangkutan tengah berhubungan intim disebuah kamar dengan korban yang merupakan anak di bawah umur. Sedangkan untuk mucikarinya berhasil kabur,” terang Shinto.

Dari hasil penyidikan, korban mengaku baru empat hari bekerja di lokalisasi tersebut. Dalam sehari korban dapat melayani pria hidung belang sebanyak 7 kali dengan tarif Rp 160 ribu dan mendapat bagian Rp 70 ribu dari mucikarinya. “Korban juga masih berstatus Siswa kelas X di salah satu SMA swasta di Surabaya. Pengakuannya korban terpaksa melacur karena terdesak kebutuhan ekonomi,” pungkas Shinto. tom/gal

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry