Gambar palu arit di dinding masjid, tiang jembatan, dan papan reklame di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, pada Kamis, 9 Februari 2017. (FT/vvc)
Gambar palu arit di dinding masjid, tiang jembatan, dan papan reklame di Pamekasan, Madura, Jawa Timur. (FT/vvc).

SURABAYA | duta.co — Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin, mengaku heran dengan munculnya gambar palu arit di Desa Bilaan, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, Madura. Gambar lambang organisasi terlarang tersebut ditemukan di hari yang sama ketika Ketua Umun MUI, KH Makruf Amin, berkunjung ke Pulau Madura dalam rangka silaturrahim ulama se Madura di Kabupaten Sampang.

“Masih diselidiki, kenapa ketika Kiai Makruf Amin ke sana (di Madura) ada itu (gambar palu arit ditemukan),” ujar Machfud Arifin di sela-sela pertemuan dengan kiai dan ulama se Jatim di kantor PWNU Jatim di Surabaya, Jumat (10/2/2017).

Polisi dengan bintang dua di pundak itu menduga gambar palu arit sengaja disebar oleh oknum pelaku untuk mengadu domba, entah antara aparat dengan aparat atau tokoh masyarakat dengan tokoh yang lain. “Tapi yang jelas, seperti disampaikan kiai tadi, sudah disepakati bersama bahwa NU menolak PKI,” ungkap Machfud.

Keheranan yang sama diungkapkan Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf alias Gus Ipul. Adalah suatu keanehan, kata dia, Madura yang dikenal daerah religius disebari gambar palu arit. “Ini kejadiannya di Madura, saya rasa enggak masuk akal. Ini aneh sekali dan harus ditelusuri,” terang ketua PBNU ini.

Sementara itu, menurut sumber di lingkungan NU Jatim menyatakan bahwa saat ini banyak kiai asal Madura yang ikut gerakan Islam garis keras. Sehingga patut diduga munculnya gambar palu arit bersamaan dengan kunjungan ketum MUI itu bagian dari strategi untuk menggugah kemarahan ulama Madura yang dikenal fanatik terhadap Islam dan anti PKI.

“Saya juga heran Mas, sekarang banyak kiai di Madura yang gabung gerakan Islam garis keras. Makanya munculnya gambar terlarang itu mungkin disengaja untuk memantik reaksi dari ulama Madura,” terang sumber yang minta namanya tak disebutkan.

Masih di tempat yang sama, Ketua PWNU Jatim, KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah menambahkan bahwa persoalan itu menjadi ranah aparat kepolisian. Namun pihaknya menegaskan bahwa sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan konsensus nasional. Karena itu siapa pun yang tinggal di Indonesia harus percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan keyakinan masing-masing.

“Pendiri bangsa ini adalah ulama dan masyayikh kita yang sudah menyatakan bahwa NKRI final dan bela tanah air itu wajib hukumnya sehingga menjaga keutuhan NKRI menjdi fardu ain bagi warga NU. Kalau ada yang mencoba mengubah Pancasila dengan paham Komunis, tentu NU akan di garda depan dan siap mempertahankan,”  tegas Kiai Mutawakkil.

Ia menduga berkembangnya gerakan bahaya laten seperti PKI itu ada kaitan dengan pertarungan negara-negara besar di dunia yang menginginkan ketahanan nasional bangsa Indonesia menjadi rapuh. “Kami mendukung supaya polisi mengusut tuntas kasus gambar palu arit di Pamekasan Madura,” imbuhnya.

PWNU Jatim, tambah kiai Mutawakkil juga menegaskan kalau pihaknya telah melarang warga NU ikut aksi ke Jakarta pada 11 Februari 2017 atau gerakan 112. Selain itu juga melarang menggunakan simbol-simbol NU maupun banom NU dalam aksi yang kuat nuansa politisnya.

“Kami ikuti komando dari PBNU bahwa komunitas warga NU maupun masyarakat pesantren tidak boleh ada simbol-simbol NU atau banom NU yang mengikuti gerakan 112 karena kita semua merasa bertanggungjawab terhadap atmosfer di Indonesia yang mulai menggerahkan,” jelas pemangku Ponpes Zainul Hasan Genggong Probolinggo.

Sekedar diketahui bersama, gambar palu arit ditemukan pertama kali di dinding kamar mandi Masjid Al Ikhlas Desa Bilaan, Kecamatan Proppo, Pamekasan, oleh salah seorang jemaah salat subuh pada Kamis (9/2). Temuan itu langsung dilaporkan ke pihak berwenang.

Setelah ditelusuri, ternyata gambar terlarang itu tidak hanya di dinding masjid. Tapi juga ditemukan di tiang jembatan dan papan reklame desa setempat. Petugas dari kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) setempat langsung menutupi gambar sensitif itu dengan cat pilok warna hitam. (ud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry