Faridah Umamah, S. Kep. Ns. M. Kep – Dosen Keperawatan FKK

MASALAH gizi Ianjut usia merupakan rangkaian proses masalah gizi sejak usia muda yang anifestasinya terjadi pada lanjut usia.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa masalah gizi pada lanjut usia sebagian besar merupakan masalah gizi lebih.

Ini merupakan merupakan faktor risiko timbulnya penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, hipertensi, gout rematik, ginjal, perlemakan hati, dan lain-lain.

Namun demikian masalah kurang gizi juga banyak terjadi pada lanjut usia seperti Kurang Energi Kronik (KEK), anemia dan kekurangan zat gizi mikro lain.

Pada prinsipnya kebutuhan gizi pada lanjut usia mengikuti prinsip gizi seimbang. Konsumsi makanan yang cukup dan seimbang bermanfaat bagi lanjut usia untuk mencegah tau mengurangi risiko penyakit degeneratif dan kekurangan gizi.

Memerhatikan asupan nutrisi seimbang merupakan bagian penting untuk menjaga kesehatan lansia (orang lanjut usia). Hal tersebut tidak hanya membantu lansia mengontrol berat badan dan mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan, pola makan sehat juga akan menurunkan risiko berbagai komplikasi penyakit.

Lantas bagaimanakah cara mengatur pola makan lansia? Berikut panduannya.

Fokus pada asupan gizi seimbang. Aturan pola makan lansia yang paling penting adalah mencukupi kebutuhan nutrisi dan gizinya.

Mengkonsumsi makanan kaya gizi dan nutrisi akan membantu lansia mendapatkan vitamin, mineral, protein, karbohidrat, serta lemak yang mereka butuhkan. bahan makanan sehat untuk lansia yang dianjurkan adalah:

             Bahan makanan sumber karbohidrat, seperti oatmeal (bubur gandum), roti gandum, beras merah, dan beras tumbuk.

             Bahan makanan sumber protein, seperti susu rendah lemak, ikan, tempe, dan tahu.

             Bahan makanan sumber lemak sehat, seperti kacang-kacangan (kacang tanah/selai kacang), minyak kedelai, dan minyak jagung.

             Sayuran berwarna hijau atau jingga seperti bayam, kangkung, wortel, brokoli, labu kuning, labu siam, dan tomat.

             Buah-buahan segar seperti pepaya, pisang, jeruk, apel, semangka, dan lain sebagainya.

             Sebisa mungkin pilihlah makanan segar dan hindari segala jenis makanan olahan yang menggunakan bahan pengawet.

Mengatur porsi makan. Salah satu penyebab kenaikan berat badan yang drastis pada lansia adalah karena mereka tidak mengendalikan porsi makannya. Nah, itu sebabnya penting bagi para lansia memerhatikan porsi makannya setiap hari.

Porsi makan lansia hendaknya diatur merata dalam satu hari sehingga mereka jadi makan lebih sering dengan porsi yang kecil.

Dianjurkan bagi lansia untuk makan besar sebanyak tiga kali dengan makanan selingan sebanyak dua kali sehari.

Bila lansia mengalami kesulitan mengunyah makanan karena gigi ompong atau gigi palsu yang bekerja kurang baik, maka makanan yang diberikan harus lunak atau dicincang dulu.

Mengajak lansia makan bersama-sama dalam satu meja akan meningkatkan nafsu makan mereka.

Batasi gula, garam dan lemak.  Membatasi konsumsi gula, garam dan lemak sangat penting untuk menjaga kesehatan lansia mengingat sistem pencernaan mereka tidak bisa bekerja semaksimal saat masih muda dulu.

Apabila asupan gula, garam, dan lemak ini tidak dibatasi, maka lansia akan berisiko lebih tinggi mengalami hipertensi, kolesterol tinggi, hiperglikemia, stroke, penyakit jantung, dan diabetes.

Konsumsi Kalsium. Kalsium berperan penting untuk menjaga kesehatan dan kekuatan tulang.

Sayangnya, penyerapan kalsium untuk tulang akan semakin berkurang seiring bertambahnya usia. Jika kepadatan tulang mulai berkurang hal ini akan membuat seseorang lebih rentan terhadap pengeroposan tulang dan gigi.

Menurut angka kecukupan gizi untuk masyarakat Indonesia, kebutuhan kalsium lansia dalam sehari adalah sebesar 1.000 mg.

Lansia bisa mendapatkan sumber kalsium dari berbagai makanan seperti susu, keju, yogurt, kacang almond, sayuran hijau (bayam, kangkung, dan sawi), serta ikan (sarden, ikan teri, dan salmon).

Perhatikan kebutuhan kalori lansia. Seiring bertambahnya usia, kebutuhan kalori lansia akan mengalami penurunan.

Sedangkan kebutuhan nutrisinya tetap sama atau mengalami sedikit peningkatkan. Ini terjadi lantaran semakin tua seseorang, biasanya semakin berkurang juga aktivitas fisik yang dilakukan.

Alhasil, kebutuhan kalorinya pun ikut menurun. Sebenarnya kebutuhan kalori setiap orang berbeda, termasuk pada setiap lansia. Lansia bisa cek jumlah kalori yang dibutuhkan lansia berdasarkan jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, usia, serta aktivitas fisiknya di sana.

Penuhi kebutuhan cairan. Selain berbagai hal yang sudah disebutkan di atas, asupan pola makan lansia yang tidak kalah penting adalah cairan. Kebanyakan lansia sering kesulitan memenuhi kebutuhan cairan hariannya.

Itu sebabnya, mereka lebih rentan terkena dehidrasi. Nah, untuk menghindari dehidrasi, pastikan para lansia memenuhi kebutuhan asupan cairannya dengan baik. Untuk memenuhi kebutuhan cairan lansia jangan dihitung dari banyaknya minum air putih saja.

Anda juga dapat menyiasati kebutuhan cairan lansia dengan konsumsi makanan yang berkuah seperti sup atau buah dan sayuran yang banyak mengandung air.

Tidak hanya menghindari dehidrasi, cara ini juga bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gizi harian yang dibutuhkan lansia untuk menjaga sistem kekebalan tubuhnya yang rawan. (*)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry