Ketua CSR PLN UIP JBTB II,  Guritno Prakosa dan Deputy Manager Perencanaan PLN UIP JBTB II, Kasirun. DUTA/endang

SUMENEP|duta.co –  PT PLN Unit Induk Pembangunan  Jawa Bagian Timur dan Bali (UIP JBTB) II akan membangun  pembangkit listrik tenaga Gas dan Uap (PLTGU) di Tanjung  Saronggi. Dibangunnya PLTGU dengan luas 43 hektar itu karena Sumenep memiliki potensi gas yang cukup besar dan Tanjung Saronggi menjadi salah satu daerah di Sumenep yang banyak menghasilkan gas  sehingga memudahkan untuk operasional pembangkit.

Alasan lain dibangunnya pembangkit yang akan dimulai pada awal 2019 dan diperkirakan selesai pada 2022 ini untuk memberikan layanan maksimal kepada masyarakat Madura khususnya Sumenep yang selama ini tidak maksimal menikmati aliran listrik. Karena listrik dari gardu induk (GI) Kenjeran yang mengaliri listrik di Madura sebesar 150 kilo volt amphere (KVA) atau 285 mega watt (MW) sudah terserap hingga 130 KV di Pamekasan. Sehingga Sumenep hanya menikmati sisa yang ada.

Deputy Manager Perencanaan PLN UIP JBTB II, Kasirun mengatakan sebenarnya pendirian PLTGU di Sumenep ini sudah direncakan sejak lama. Namun PLN UIP JBTB II ragu melakukannya. “Karena rekomendasi dari PLN Distribusi Jatim yang mengatakan Madura butuh kehandalan jaringan listrik akhirnya kami mrlakukannya,” ujar Kasirun saat media gathering di Sumenep, Selasa (28/11) malam.

Sampai saat ini rasio elektrifikasi di Madura baru sebesar 70 persen sementara di Sumenep sendiri 55 persen, sangat jauh dibandingkan daerah lainnya. Namun dari tahun ke tahun Madura mengalami pertumbuhan  sebesar 7,2 persen per tahun. Sehingga diprediksi pada 2022 mendatang beban puncak liatrik di Madura mencapai 278 MW dari 185 MW beban puncak saat ini. “2022 PLN sudah tidak bisa memenuhinya kalau hanya mengandalkan yang ada sekarang. Karenanya kita mulai sekarang bangun pembangkit itu sehingga 2022 bisa memenuhi kebutuhan itu,” jelasnya.

Sehingga dengan adanya pembangkit inj diharapkan Madura sudah tidak butuh suplai listrik dari Jawa. Namun, PLN UIP JBTB II mengaku masih tetap mempertahankan jaringan kabel bawah jembatan Suramadu untuk dikombinasikan dengan PLTGU Sumenep. Sehingga sisa listrik yang ada bisa ‘diekspor’ ke daerah lain. “Madura bukan lagi jadi ‘pengimpor’ listrik tapi sudah jadi ‘pengekspor’,” tandas Kasirun.

Siapkan Dana Rp 4,5 Triliun

Untuk menyukseskan proyek ini, PLN UIP JBTB II memprediksi akan menelan biaya Rp 4 5 triliun termasuk pembebasan lahan. Untuk mendapatkan dana sebanyak itu PLN UIP JBTB II kata Kasirun ada beberapa skema yaitu pinjaman luar negeri dan pinjaman dari bank-bank BUMN. “Kita akan ajukan proposal dulu ke beberapa pihak,” tuturnya.

Dana sebesar itu, kata Kasirun nantinya akan membiayai seluruh proyek yang ada. “Tentunya proyek ini akan dilelang. Kita akan berikan spesifikasi pengerjaannya nanti pemenang lelang yang akan mengaplikasikannya. Teknologinya ya tentunya disesuaikan dengan si pemenang lelang, bisa dari Jepang, Korea atau lainnya,” tandasnya.

Beruntung masyarakat sekitar sangat mendukung proyek ini. Pemerintah setempat bahkan mempercepat izin-izin yang dibutuhkan. Sehingga PLN UIP JBTB II dengan mudah bisa memproses proyek ini. Tidak hanya itu di lokasi didirikannya proyek ini, ada srbuah perusahaan pengeboran minyak yang sedang melakukan eksplorasi, maka di saat proyek ini selesai suplai gas bisa diambil dari perusahaan tersebut. Sehingga PLN UIP JBTB II tidak perlu cost produksi angkut gas yang terlalu mahal. Karena jarak dari pengeboran ke lokasi proyek hanya 300 meter. Sehingga dengan cost yang rendah maka harga jual listrik juga bisa ditekan.

“Tapi alternatif lainnya kta akan brl dar perusahaan pengeboran yang sudah ada di Sumenep. Memang harga lebih mahal tapi setidaknya masih lebih murah dibanding harus beli dari luar Sumenep,” tukasnya.

Dharapkan Investor Hadir di Madura

Ketersediaan listrik memang menjadj daya tarik utama untuk mengundang investor. Dengan ketersediaan listrik itu nantinya Masura termasuk daerah yang handal listrik. “Tinggal bagaimana pemda setempat menjual listrik itu ke investor. Karena yang pertama dilihat investor itu adalah ketersediaan listrik. Kalau listriknya sudah banyak kan sayang kalau tidak dijual ke investor,” jelas Ketua CSR PLN UIP JBTB II, M Guritno Prakosa.

Gubernur Jatim, Soekarwo pernah mengatakan bahwa ketersediaan listrik yang ada di Madura jangan hanya digunakan untuk konsumsi rumah tangga. Tapi dijual ke investor agar ada dampak ekonomi yang bisa dirasakan masyarakat luas. “Mungkin nanti kita akan mengajak PLN Distribusi untuk mengajak pemda agar bisa memanfaatkan ketersediaan listrik,” tambah Guritno. end

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry