SURABAYA | duta.co –  PT PLN (Persero) Distribusi Jatim mengeluarkan anggaran Rp150 juta.

Anggaran itu  untuk membantu mengembangkan potensi wisata budaya dan adat ‘Desa’ Sendi, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.

Dukungan dana untuk pembangunan sarana dan prasarana itu diharapkan bisa menjadikan kampung wisata Sendi, menjadi lebih menarik lagi.

Menurut Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PLN Distribusi Jatim, Pinto Raharjo, bantuan tahap awal itu digunakan  untuk pembangunan tempat ibadah, gapura, jalan setapak.

“Dan tempat ber swafoto berujud balon udara, dengan latar belakang pemandangan gunung. “Ada branding PLN di balon udara tersebut,” ujarnya.

Desa Wisata Sendi, sebetulnya bukan desa wisata pertama yang mendapat suport dari PLN Jatim.

Karena sebelumnya, BUMN Ini juga sudah mensuport Pantai Cacalan di Banyuwangi, untuk ikut membantu memberdayakan masyarakat setempat.

Kali ini, desa yang sedang mereka garap itu menawarkan wisata pemandangan lereng pegunungan yang masih asri, karena belum terjamah oleh kehidupan moderen.

Setelah tertata lebih baik, PLN bahkan sudah berencana melakukan penghijauan menggunakan tanaman produktif di beberapa petak tanah di kawasan tersebut.

Desa Sendi terletak di antara dua destinasi populer di Jatim, Pacet, Kabupaten Mojokerto, dan Kota Batu.

Di masa lalau, desa itu berdiri sendiri, tapi mendadak hilang dari peta Kabupaten Mojokerto pada 1989.

Belakangan, Sendi bergabung dengan Desa Pacet, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto yang sebetulnya terpisah jarak sekitar 7 kilometer.

Pemkab Mojokerto sudah mengajukan permintaan ke pemrintah pusat agar Sendi bisa jadi desa sendiri, tapi ditolak.

Mereka berdalih, jumlah penduduk wilayah itu hanya 668 jiwa atau 323 KK dan dianggap tidak memenuhi syarat pendirian sebuah desa.

Berdasarkan UU Desa, suatu wilayah bisa dibentuk menjadi desa kalau memiliki 1.200 KK atau sekitar 6 ribu jiwa.

Tapi warga setempat yang mengklaim sebagai keturunan pendiri Majapahit, kerajaan terbesar nusantara yang berpusat di Trowulan, Kabupaten Mojokerto, itu bersikukuh ingin membentuk desa tersendiri.

Warga mengaku memiliki aturan sendiri dalam menyelesaikan persoalan misalnya melalui forum urun rembuk.

Menurut Pj Kades Sendi, Sucipto, desanya itu memiliki adat khas berupa ritual ngangsu banyu kahuripan.

Setiap Jumat Legi, warga setempat menggelar ritual mengambil air dari Bhabakan Kucur Tabud menggunakan peralatan timba tradisional yang terbuat dari bambu petung (cukil). end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry