Direktur Pencapresan DPP PKS Suhud Aliyudin. (FT/Medcom.id)

JAKARTA | duta.co – Tarik ulur kubu penantang Jokowi belum selesai. Sementara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah ambil ancang-ancang ‘terbang’ gabung ke ‘meja makan’ Jokowi. Direktur Pencapresan DPP PKS Suhud Aliyudin menuturkan partainya tengah merintis dibangunnya poros baru bila ada ketidaksepakatan dengan Partai Gerindra.

PKS mengantisipasi ini dengan membangun poros koalisi keumatan. PKS juga ingin selamat (slamet) tidak ingin ‘mumet’ alias pening. “Sedang kita rintis (poros baru) kalau tidak ada titik temu antara Gerindra dengan PKS. Ini kita antisipasi dengan poros keumatan, jadi masih dinamis,” tutur dia usai menghadiri diskusi publik di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (28/7/2018) sebagaimana dikutip republika.co.id.

Suhud mengungkapkan, PKS juga menjalin komunikasi dengan parpol yang telah menyatakan mendukung Joko Widodo (Jokowi) sebagai bentuk antisipasi bila partainya merasa tidak nyaman dengan keputusan yang dibuat Gerindra. Bahkan, kata dia, PKS sudah melakukan pertemuan dengan elite PKB.

Menurut Suhud, koalisi yang telah dijalin parpol-parpol pendukung Jokowi itu masih cair. Sehingga keyakinan inilah yang membuat PKS tetap membangun komunikasi dengan mereka. Selain PKB, PKS juga terus melakukan komunikasi yang intensif dengan Golkar.

“Sebelumnya sudah ada komunikasi dengan Golkar. Jadi sebetulnya, nanti kalau misalnya Pak Jokowi memilih siapa wakilnya, kemudian ada partai-partai yang tidak nyaman kan ada kemungkinan lari. Nah ini yang akan kita tangkap,” katanya.

Suhud menegaskan, kebersamaan PKS dan Gerindra selama ini bukan harga mati harus terus bersama partai berlambang burung garuda itu. Dia mengakui dua partai tersebut pada gelaran Pilkada memang sering berkoalisi. Namun, untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, PKS belum pasti akan berkoalisi dengan Gerindra.

“Ini proses politik, kerja sama PKS dengan Gerindra itu kan kerja sama di Pilkada. Jadi koalisi Gerindra-PKS pada Pilpres ini bukan harga mati bahwa kami harus dengan Gerindra atau harus dengan Prabowo. Kami tetap membuka opsi lain, dengan atau tidak dengan Pak Prabowo. Opsi ini terus kami intensifkan komunikasinya,” ujarnya. (rep)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry