Pengangkutan pupuk bersubsidi. DUTA/agus

GRESIK | duta.co – Menyambut musim tanam, publik seringkali mendapatkan informasi seputar permasalahan pupuk yang mahal, sulit didapat, bahkan langka. Untuk itu  perlu dilihat secara lebih mendalam terhadap adanya informasi tersebut.

Hal itu disampaikan Sekertaris Perusahaan PT Petrokimia Gresik (PG) Yusuf Wibisono, Selasa ( 20/3). Yusuf mengatakan, pupuk bersubsidi yang harganya murah memang harus didapat petani yang tergabung dalam kelompok tani.

Di sini petani harus menyusun Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) dari petugas penyuluh pertanian Dinas setempat.  “Kalau belum harus memakai pupuk non subsidi yang harganya lebih mahal,” terangnya.

Pupuk yang sulit didapat, PG hanya memproduksi dan menyalurkan pupuk bersubsidi. Di mana telah ditetapkan dalam Permendag No. 15 Tahun 2013 yakni jumlah alokasi pupuk bersubsidi sudah dikunci  melalui Permentan No. 47 Tahun 2017, sebesar 9,55 juta ton untuk tahun 2018.

Yusuf mengimbau masyarakat perlu memeriksa kembali keberadaan alokasinya di suatu daerah. Bila alokasi habis, maka pupuk bersubsidi akan susah didapat.

“Produsen tidak bisa serta merta merealokasi pupuk bersubsidi tanpa adanya keputusan dari pemerintah sebab itu menyalahi aturan,” tegas Yusuf.

Terkait pupuk langka, Yusuf menampiknya tetapi memang alokasinya secara nasional kurang. Sehingga berdampak pada alokasi di seluruh daerah di Indonesia. Kebutuhan pupuk petani Indonesia berkisar pada angka 13 juta ton setiap tahunnya.

“Pagu anggaran negara hanya cukup memproduksi pupuk bersubsidi sebesar 9,55 juta ton. Ada kekurangan  sekitar 3-4 juta ton kebutuhan pupuk setiap tahunnya yang tidak dapat dipenuhi melalui skema subsidi,” tambahnya.

Namun PG selalu menyiapkan dan mengamankan stok di daerah sebagai tanggungjawabnya sesuai peraturan yang berlaku. Memasuki musim tanam kedua pada bulan Maret 2018, PG menyiapkan stok pupuk bersubsidi lebih dari 1 juta ton.

Atau empat kali lebih banyak dari stok ketentuan minimum pemerintah, yaitu sebesar 227.318 ton.

Dari alokasi nasional 9,55 juta ton, PG mendapat alokasi penyaluran sebesar 5,3 juta ton. Hingga saat ini PG telah menyalurkan sebesar 1.057.632 ton atau 72% dari tanggungjawab alokasi sampai dengan Maret 2018.

“Namun, distribusi pupuk terus berjalan dan Insya Allah akan sesuai dengan ketentuan alokasi,” papar Yusuf.

Ia mengajak petani agar dapat lebih efektif dan efisien dalam penggunaan pupuk bersubsidi saat pemupukan. Dengan pola pemupukan berimbang 5:3:2, yaitu 500 kg/ha pupuk organik Petroganik, 300 kg/ha pupuk NPK Phonska, dan 200 kg/ha pupuk Urea untuk komoditas padi.

“Ini rekomendasi umum dan teruji, mampu meningkatkan hasil panen 1-2 ton per hektar, pupuk akan hemat,” pungkas Yusuf.

Diketahui pagu alokasi  pupuk bersubsidi 2018, total sebesar 5.316.432, sementara telah teralokasi hingga Maret 2018 sebesar 1.469.083.

Sedangkan penyaluran hingga 19 Maret 2018, total 1.057.632, untuk stok hingga 19 Maret 2018 sebesar 1.017.737 ton. Diatas merupakan beberapa jenis pupuk seperti Urea, ZA, SP-36, NPK Phonska dan Petroganik. gus

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry