SURABAYA | duta.co – Perum Bulog mengimpor jagung sebanyak 100 ribu ton lebih dari Brail.

Impor ini dilakukankarena kekurangan kebutuhan jagung akibat masih belum banyak panen di beberapa kantong atau sentra produksi jagung di tanah air.

Direktur Pengadaan Perum Bulog, Bachtiar mengatakan impor ini dilakukan dalam beberapa tahap.

Tahap pertama sudah dilakukan sebanyak 75 ribu ton, yang terdiri dari 13 ribu ton dan 62 ribu ton.

Tahap berikutnya sebanyak 26 ribu ton yang dibongkar di Terminal Teluk Lamong pada Rabu (23/1) malam.

“Sehingga totalnya lebih dari 100 ribu ton,” ujar Bachtiar saat melepas jagung impor itu untuk diberikan kepada para peternak ayam di gudang Maspion Romokalisari, Jumat (25/1).

Dikatakan Bachtiar, impor ini memang sesuai dengan anjuran pemerintah karena kebutuhan jagung nasional massih belum bisa dipenuhi dengan produksi jagung dalam negeri.

 “Sekarang ini produksi menurun, mungkin karena musim hujan atau karena pola tanam. Memang di beberapa daerah sudah mulai tanam, tapi belum mencukupi,” ujar Bachtiar.

Jagung impor itu memang untuk diberikan kepada para peternak ayam pedaging dan ayam petelur.

Tapi diprioritaskan kepada peternak ayam petelur. Hal itu dilakukan untuk menekan harga telur yang mengalami peningkatan akhir-akhir ini.

“Agar harga telur bisa stabil dan tidak naik terlalu tinggi. Daging ayam juga sudah mulai turun harganya Rp 32 ribu per kilogram,” jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Divisi Regional Bulog Jatim, Muhammad Hasyim mengatakan distribusi bantuan jagung impor itu ke beberapa kota.

Antara lain sebanyak 50 truk dikirim ke Bogor, 100 truk ke Kendal dan Jawa Tengah, dan 100 truk ke Blitar, Malang serta beberapa daerah di Jawa Timur.

“Dengan bantuan jagung ini kami harap para peternak di berbagai daerah tidak gelisah lagi, karena stok sudah ada,” kata Hasyim, ditemui dalam pelepasan bantuan jagung di Komplek Pergudangan Bumi Maspion Selatan Romokalisari, Surabaya.

Jagung impor yang masuk ke Jatim itu, kata Hasyim adalah bagian dari program impor 100 ribu ton selama 2018, tujuannya untuk menekan harga telur melalui bantuan pakan ternak yang murah.

Hasyim memastikan, masuknya jagung impor ke Jatim ini juga tidak akan mengganggu keberadaan jagung dalam negeri, sebab keberadaan jagung dalam negeri sudah ada dan tidak terlalu banyak.

“Puncak panen jagung dalam negeri diperkirakan akhir Maret ini. Dan tidak akan saling menggangu, karena keberadaan jagung impor sudah ada wilayah distribusinya,” katanya.

Jagung impor tersebut, dijual oleh Bulog dengan harga dibawah pasar sekitar Rp4.000, sedangkan harga pasar kisaran Rp5.600 sampai Rp5.700.

Hasyim menjelaskan, masuknya total 100 ribu ton jagung impor dari Brazil dilakukan secara bertahap, pada tahap pertama sebanyak 73 ton, dan telah tiba di Jakarta dan Surabaya pada Desember 2018.

Kemudian, saat ini kembali tiba sekitar 26 ribu ton dan langsung didistribusikan kepada petani yang membutuhkan dan telah didata sebelumnya.

“Pendistibusian kami lakukan bersama Satgas pangan, dan diharapkan dengan masuknya jagung impor ini akan menekan harga telur yang sempat naik,” katanya. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry