AKBP Shinto Silitonga

SIAPA AKBP Shinto Silitonga? Semua orang pasti sepakat menjawab, Kasatreskrim Polrestabes Surabaya! Ya…. sosok Polisi satu ini memang sedang jadi perbincangan hangat warga Surabaya, terutama yang sehari-harinya rajin memelototi berita kriminal.

Meski sehari-harinya hidup di lingkaran beraura ‘kejahatan’, namun sosok Polisi yang satu meski dikenal garang melawan penjahat, sejatinya punya karakter loyal dan ramah namun beribawa.

Sebagai reserse nomor satu di Kota Pahlawan, Shinto dikenal sebagai sosok yang mudah beradaptasi, murah senyum dengan cepat dalam melaksanakan tugas bersama tim. Ia selalu melaksanakan konsolidasi di jajaran reserse di Polrestabes sesuai dengan paradigma baru tugas kepolisian yang lebih profesional, penegakkan hukum yang berkeadilan dan humanis.

Pembentukan Tim Anti Bandit berawal dari gagasannya. Dia melihat bahwa merajalelanya kejahatan jalanan perlu ditangkal dengan adanya personel khusus. ”Jadi, 80 persen berfokus untuk menangani perkara 3C. yakni , curat,curas dan curanmor,” ungkapnya.

Karenanya, ketika membentuk Tim Anti Bandit, dia memilih personel yang ulung. Mereka yang biasa turun ke jalan digabungkan dengan personel yang masih hijau pengalaman. Meracik personel itu dilakukannya dengan matang. Dia menggabungkan pengalaman, potensi, dan karakter anak buahnya dalam satu tim. ”Satu rayon ditempati polisi senior dan muda. Nanti ada transfer ilmu bagaimana cara mereka menghadapi sebuah jaringan pelaku,” ucap mantan KBO Ditreskrimsus Polda Jatim itu.

Apalagi Shinto paham betul dengan tipikal kejahatan jalanan di Kota Pahlawan. Dia pernah bertugas di Unit Reserse Mobile (Resmob) Polwiltabes Surabaya periode ’90-an. Meski demikian, dia menyadari bahwa dinamika kejahatan itu berubah. Semakin maju perkembangan kota akan diikuti peningkatan aksi kriminalitas.

Pola komunikasi yang intens itulah yang diterapkan ayah empat anak tersebut ketika memimpin tim antibandit. Setiap detik selalu ada informasi yang masuk. Bertukar informasi antaranggota tim menjadi kunci pemetaan jaringan pelaku.

Saban hari tim anti bandit selalu berkumpul dua kali. Apel pasukan diterapkan setiap pukul 14.00 WIB dan 22.00 WIB. ”Dalam satu hari itu, selalu ada informasi yang berkembang. Saya mau anggota bertukar data. Sebab, tujuannya bukan persaingan, tapi sama-sama memberantas kejahatan,” tambahnya.

Shinto melanjutkan bahwa dirinya tidak mau anak buahnya manja. Baginya, polisi memang harus punya waktu 24 jam. Dia tidak mau ada alasan apa pun bagi anggotanya untuk tidak mengikuti apel. Setiap kedatangan dicatatnya. Personel yang selalu hadir merupakan polisi yang loyal dan berdedikasi. tom/gal

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry