Cak Anam (kiri) dan Ustad Muhammad Aziz, Ketua Bidang Pembangunan Keummatan DPW PKS Jatim. (FT/mky)

SURABAYA | duta.co – Acara penutupan Lomba Baca Kitab Kuning (LBKK) Tingkat Provinsi Jawa Timur, di Gedung Museum Nahdlatul Ulama (NU), Ahad (20/12/2020) kemarin, diisi sambutan Dewan Kurator Museum NU, Drs H Choirul Anam.

Sebagai orang yang, lama berjuang di dunia politik praktis, Cak Anam, panggilan akrabnya, telah mencermati dengan seksama kinerja Partai Keadilan Sejahtera (PKS) selama ini.

Mantan Ketua DPW PKB Jawa Timur tersebut, memberikan apresiasi yang tinggi. Menurutnya, tinggal PKS, satu-satunya Parpol (Islam) yang teguh dan konsisten berada di jalur politik Islam. Termasuk peduli regenerasi dakwah Islam, menjaga hasanah Islam dengan menggelar lomba baca kitab kuning seperti ini.

“Pesan saya, jaga betul PKS. Saya telah mencermati gerakan partai politik di negeri ini. Saya melihat hanya PKS, Parpol Islam yang konsisten dengan politik Islam. Gerakan politik Islam seperti inilah yang diharapkan para masyayikh,” demikian Cak Anam.

Mantan wartawan Majalah Tempo dan Editor, ini mengisahkan awal ketertarikannya masuk dunia politik praktis. Semua itu tidak lepas dari kedekatannya dengan Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) yang dibangun sejak tahun 1978.

Saat menjadi Wakil Ketua PWNU Jatim, tahun 1998, Cak Anam tiba-tiba ditunjuk menjadi Ketua DPW PKB Jatim. Ia pun harus mempersiapkan segalanya untuk menghadapi Pemilu 1999 agar menjadi partai pemenang.

“Alhamdulillah, Pemilu 1999 PKB Jawa Timur juara, mendapat 7 juta suara atau 34 persen dari 19 juta suara yang diperebutkan. Begitu juga pemilu berikutnya, 2004, nomor satu. Jawa Timur menjadi pemasok terbesar suara nasional, 52% suara PKB di Senayan dari Jatim,” jelas Cak Anam.

Sekarang, jelas Cak Anam, tidak akan bisa. Mengapa?  “Karena partai ini (PKB red) sudah ‘lari’ dari harapan para masyayikh. Keinginan para masyayikh itu, memiliki partai politik yang konsisten dengan politik Islam. Islam ahlussunnah wal jamaah an-nahdliyah. Bukan parpol yang menghalalkan segala cara. Garong sana, garong sini hanya untuk mengejar uang dan jabatan,” tegasnya.

LBKK tahun keempat ini diikuti ribuan peserta/santri. Di Jawa Timur, sedikitnya 242 santri meramaikan LBKK PKS. (ft/mky)

Mantan Ketua GP Ansor Jatim ini, kemudian menyebut salah satu kebijakan politik yang sangat menjadi perhatian publik, baik umat Islam mau pun bangsa Indonesia. Adalah munculnya RUU HIP (Haluan Ideologi Pancasila) yang ditolak oleh seluruh Ormas Islam, dan kelompok non-muslim, karena mengancam eksistensi Pancasila.

“Ironisnya seluruh Parpol di Senayan mendukung. Hanya PKS, satu-satunya partai Islam yang konsisten menjaga Pancasila dan UUD 1945. Karena itu, harapan saya kepada seluruh kader PKS, pegang teguh politik Islam yang rahmatan lilalamin ini. Jaga Pancasila dan UUD 1945 yang asli. Saya yakin, PKS akan menjadi partai besar, partai yang mendapat kepercayaan rakyat,” jelasnya.

Masih menurut Cak Anam, PKS harus memperhatikan pemilih Jawa Timur. Kalau Jawa Timur kuat, maka, secara nasional PKS akan kuat. “PKS tidak perlu takut dengan stigma radikal, garis keras. Karena itu hanya modus orang mencari uang. Buktinya di PKS banyak tokoh NU. Percayalah! Rakyat pasti melihat, mana politisi santri dan dapat dititipi aspirasi,” tegasnya.

Cak Anam juga menyinggung pembangunan Museum NU. “Museum NU ini dibangun atas perintah Gus Dur kepada saya. Masih ada satu lagi perintah Gus Dur yang belum terealisir, adalah Gedung Menara Rukyat. Museum NU ini peletakan batu pertamanya oleh Gus Dur dan diresmikan Rois Aam PBNU, Mbah Sahal (KH Mohammad Ahmad Sahal Mahfudh red.),” jelasnya.

Museum NU siap bekerjasama dengan Parpol mana pun, demi umat. Kalau PKS peduli terhadap perkembangan dakwah Islam, santri dan pesantren, Museum NU siap membackup. “Silakan kerjasama dengan Museum NU, dengan Ormas PPKN (Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyah) demi pemberdayaan umat. Politik seperti inilah yang diharapkan para masyayikh,” pungkasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry