Ketua Umum PPKN, Mahfud M Nor. (FT/IST)

SURABAYA | duta.co – Tutup sudah pendaftaran Pilgub Jatim, Rabu (10/1/2018) malam. Hanya ada dua pasangan calon, pasangan Khofifah-Emil vs Gus Ipul-Puti. Hebatnya, keduanya sama-sama kader Nahdlatul Ulama (NU). Ini pertama dalam sejarah Pilgub Jatim.

Bedanya, Gus Ipul membawa Cawagub Puti Guntur Soekarno, cicit Bung Karno sang orator ulung, sementara Khofifah memilih Emil Dardak yang dikenal sosok muda yang cerdas.

“Ini namanya gaco wolak-walik. Ke mana jatuh, pemenangnya tetap NU. Artinya, tahun ini Jawa Timur bisa dipastikan memiliki gubernur NU,” demikian disampaikan Ketua Umum PPKN (Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyah) Mahfud M Nor kepada duta.co, Kamis (11/1/2018).

Kendati begitu, kata Mahfud, warga Jatim akan memilih yang terbaik. Pertama siapa yang lebih mumpuni menjadi pemimpin, siapa yang teruji komitmennya untuk rakyat, serta siapa yang memiliki program atau gagasan terbaik.

Kedua, bagi warga NU akan dilihat siapa kader NU yang bisa menjaga muruah organisasi? Tidak merusak khitthah NU dengan memanfaatkan struktural organisasi untuk merebut kekuasaan. Jadi, tidak kalah penting adalah akhlak berpolitik,” jelasnya.

Masih menurut Mahfud, warga Jawa Timur dalam memilih pemimpin, sangat rasional. Begitu juga nahdliyinnya. “Meski sama-sama kader NU, nahdliyin paham, siapa sesungguhnya yang layak menjadi pemimpin dan tidak berpotensi merusak khitthah NU. Warga Jatim tidak peduli dengan cicit atau cucu siapa?” jelasnya.

Lebih lanjut Mahfud mengatakan, Pilgub Jatim 2018 ini adalah taruhan program, taruhan gagasan, taruhan kecerdasan dalam memimpin rakyat. Siapa yang bisa membawa Jatim lebih baik, itulah yang akan dipilih.

“Di sini Khofifah Indar Parawansa belum terkalahkan. Di samping sukses menata organisasi Muslimat NU, menjaga dengan baik muruah jamiyyah, Khofifah terbukti sukses melaksanakan amanah sebagai menteri. Kepemimpinannya sudah teruji, saya yakin ini pertimbangan warga Jatim,” jelasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry